They do not say “white” but “whiten

They do not say “white” but “whitened:’ for she is black. In the case of the Bridegroom, the Bride says, My Kinsman is shining white (cf. 5:10), but not “whitened”; for he is white by nature. She, however, after she had been made dark (for the sun has looked askance at me [cf. i:6]), was whitened, and took on the whiteness of the Bridegroom. Just as, being Light himself, he also fashioned her to be light and called her so; and, being holy himself, made her holy too; and, being resurrection, made her worthy of resurrection — so also he shares with her his native whiteness. That is why the young maidens who see her ask, Who is this woman that is coming up, all whitened, leaning upon her Kinsman? For guided by him and led, as it were, by his hand, she makes her ascent into the heavens and her journey toward her Beloved, assisted by her firm faith in him.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Mereka tidak mengatakan "putih" tetapi "memutih:' untuk dia hitam. Dalam kasus mempelai laki-laki, mempelai wanita mengatakan, saya Kinsman bersinar putih (cf. 5:10), tetapi tidak "diputihkan"; sebab ia putih oleh alam. Dia, bagaimanapun, setelah ia telah dibuat gelap (untuk matahari telah memandang dgn curiga saya [lihat i:6]), adalah memutih dan mengambil keputihan mempelai laki-laki. Sama seperti itu, menjadi cahaya dirinya sendiri, dia juga menggayakan dia menjadi cahaya dan memanggilnya begitu; dan, menjadi suci sendiri, membuatnya kudus juga; dan, karena kebangkitan, membuat dia layak kebangkitan — demikian juga dia berbagi dengan dia putih asli nya. Itulah sebabnya mengapa gadis-gadis muda yang melihat dia bertanya, siapa wanita ini yang akan datang, Semua memutih, bersandar pada Kinsman nya? Dipandu oleh dia dan dipimpin, seolah-olah, oleh tangan-Nya, dia membuat pendakian nya ke langit dan perjalanannya menuju kekasihnya, dibantu oleh imannya teguh dalam dirinya.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Mereka tidak mengatakan "putih" tapi "memutih: 'untuk dia hitam. Dalam kasus mempelai pria, mempelai mengatakan, Kinsman saya bersinar putih (lih 5:10), tetapi tidak "memutihkan"; karena ia adalah putih oleh alam. Dia, bagaimanapun, setelah ia telah dibuat gelap (untuk matahari telah tampak curiga pada saya [lih i: 6]), yang memutih, dan mengambil putihnya Mempelai Pria. Sama seperti, menjadi cahaya sendiri, ia juga dibentuk untuk menjadi ringan dan memanggilnya begitu; dan, menjadi kudus sendiri, dikuduskan dia juga; dan, menjadi kebangkitan, membuatnya layak kebangkitan - jadi juga dia berbagi dengan dia putih asalnya. Itulah mengapa gadis muda yang melihatnya bertanya, Siapa wanita ini yang akan datang, semua memutih, bersandar pada Kinsman nya? Untuk dipandu oleh dia dan memimpin, karena itu, dengan tangannya, dia membuat pendakiannya ke langit dan perjalanannya menuju Kekasihnya, dibantu oleh iman yang teguh nya dalam dirinya.