The kids were shocked! But the empe

The kids were shocked! But the emperor continued. "I am going to give each one of you a seed today. One very special seed. I want you to plant the seed, water it and come back here one year from today with what you have grown from this one seed. I will then judge the plants that you bring, and the one I choose will be the next emperor!"

One boy named Ling was there that day and he, like the others, received a seed. He went home and excitedly told his mother the story. She helped him get a pot and planting soil, and he planted the seed and watered it carefully. Every day he would water it and watch to see if it had grown. After about three weeks, some of the other youths began to talk about their seeds and the plants that were beginning to grow.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Anak-anak terkejut! Namun Kaisar. "Aku akan memberikan masing benih hari ini. Satu biji yang sangat istimewa. Saya ingin Anda untuk menanam benih, air itu dan datang kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang Anda telah berkembang dari benih yang satu ini. Aku akan menilai tanaman yang Anda bawa, dan yang saya memilih akan menjadi Maharaja selanjutnya!"Satu laki-laki yang bernama Ling ada hari itu dan ia, seperti yang lain, menerima benih. Ia pergi rumah dan penuh semangat menceritakan ibunya. Dia membantu dia mendapatkan pot dan penanaman tanah, dan ia menanam benih dan disiram dengan hati-hati. Setiap hari dia akan air itu dan menonton untuk melihat jika itu tumbuh. Setelah sekitar tiga minggu, beberapa dari para pemuda mulai membicarakan biji dan tanaman yang mulai tumbuh.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Anak-anak terkejut! Tetapi kaisar terus. "Saya akan memberikan kamu masing-masing benih hari ini. Satu bibit yang sangat istimewa. Aku ingin kau menanam benih, air dan kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang telah Anda tumbuh dari biji yang satu ini. Aku akan kemudian menilai tanaman yang Anda membawa, dan yang saya pilih akan menjadi kaisar berikutnya! "Salah satu anak bernama Ling ada di sana hari itu dan ia, seperti yang lainnya, menerima benih. Ia pulang ke rumah dan penuh semangat memberitahu ibunya cerita. Dia membantunya mendapatkan pot dan penanaman tanah, dan ia menanam benih dan disiram dengan hati-hati. Setiap hari ia akan air itu dan menonton untuk melihat apakah itu telah tumbuh. Setelah sekitar tiga minggu, beberapa pemuda lainnya mulai berbicara tentang bibit mereka dan tanaman yang mulai tumbuh.