To sum up, there is a set of import

To sum up, there is a set of important aspects regarding children’s participation worthy of reflection and debate: the diversity of definitions of children’s participation, contexts, the actors involved, participation processes and methodologies on the one hand; and the importance of social, cultural and political factors exogenous to participation on the other. When children’s participation is discussed, it is also necessary to take into account several dimensions of social differentiation, like age, gender, race, ethnic group and social class, that will influence the quality and distributive effects of participation. Another important issue is the relation between children’s participation, democracy and (active and inclusive) citizenship. Children’s participation should consider a two-dimensional approach to generational justice, i.e. it should articulate two interpretations of justice – distribution (based on a critical distributive theory, whose concerns are childhood poverty, children exploitation, inequalities, and the like), and acknowledgment (issues of disrespect, imperialism and status hierarchy that need to be incorporated) (Fraser, 2002).
Important questions, such as “How to carry it out? What ethical issues? Which evaluation?” give credit to the whole process. Therefore, one should bear in mind the technical dimension of children’s participation, as well as the organisation and methodology for working with children and with the mediation of adults. Due to this, it is necessary to assess the process and its results, including those related to the effects of public policies on children’s daily life, not to mention the pedagogical dimension, which should not be overlooked.

Finally, children’s social movements, movements for the defence of children’s rights (Tomás, 2007), NGOs and other organised groups moving around children and children’s participation can be identified as social actors that may represent children’s interests. However they should not be looked up to as unique and their representation should be interpreted critically. The promotion of spaces for decision-making and sharing power gives way to the creation of new methodologies and strategies for working with children leading to their involvement in the decisions that will affect their futures.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Singkatnya, ada serangkaian aspek-aspek penting mengenai partisipasi anak layak refleksi dan DEBAT: keragaman definisi partisipasi anak, konteks, aktor yang terlibat, proses partisipasi dan metodologi di satu sisi; dan pentingnya faktor sosial, budaya dan politik eksogen untuk partisipasi di sisi lain. Ketika partisipasi anak dibincangkan, ianya juga diperlukan untuk memperhitungkan beberapa dimensi sosial diferensiasi, seperti usia, jenis kelamin, ras, kelompok etnis dan kelas sosial, yang akan mempengaruhi kualitas dan diuntungkan efek partisipasi. Isu penting lain adalah hubungan antara partisipasi anak-anak, demokrasi dan Kewarganegaraan (aktif dan inklusif). Partisipasi anak harus mempertimbangkan pendekatan dua dimensi generasi keadilan, yaitu itu harus mengartikulasikan dua interpretasi dari keadilan-distribusi (berdasarkan teori diuntungkan kritis, keprihatinan yang adalah masa kanak-kanak kemiskinan, eksploitasi anak, kesenjangan, dan sejenisnya), dan pengakuan (masalah tidak hormat, imperialisme dan status hierarki yang perlu dimasukkan) (Fraser, 2002).Pertanyaan yang penting, seperti "bagaimana melakukan itu? Isu-isu etis apa? Evaluasi yang?"memberikan kredit kepada seluruh proses. Oleh karena itu, salah satu harus diingat dimensi teknis partisipasi, anak-anak serta organisasi dan metodologi untuk bekerja dengan anak-anak dan dengan mediasi dari orang dewasa. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menilai proses dan hasil usahanya, termasuk yang terkait dengan efek dari kebijakan publik pada anak-anak kehidupan sehari-hari, bukan untuk menyebutkan dimensi pedagogis, yang tidak boleh diabaikan.Akhirnya, anak-anak gerakan sosial, gerakan untuk membela hak-hak anak (Tomás, 2007), LSM dan kelompok lain teratur bergerak di sekitar partisipasi anak-anak dan anak-anak dapat diidentifikasi sebagai aktor sosial yang dapat mewakili kepentingan-kepentingan anak-anak. Namun mereka seharusnya tidak dipandang hingga unik dan perwakilan mereka harus ditafsirkan secara kritis. Promosi ruang untuk pengambilan keputusan dan berbagi kekuatan memberi jalan kepada penciptaan metodologi baru dan strategi untuk bekerja dengan anak-anak yang mengarah ke keterlibatan mereka dalam keputusan-keputusan yang akan mempengaruhi masa depan mereka.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Singkatnya, ada satu set aspek penting tentang partisipasi anak layak refleksi dan debat: keragaman definisi partisipasi anak, konteks, para aktor yang terlibat, proses partisipasi dan metodologi di satu sisi; dan pentingnya faktor sosial, budaya dan politik eksogen partisipasi di sisi lain. Ketika partisipasi anak dibahas, perlu juga mempertimbangkan beberapa dimensi diferensiasi sosial, seperti usia, jenis kelamin, ras, kelompok etnis dan kelas sosial, yang akan mempengaruhi kualitas dan efek distributif partisipasi. Isu penting lainnya adalah hubungan antara partisipasi anak, demokrasi dan (aktif dan inklusif) kewarganegaraan. Partisipasi anak harus mempertimbangkan pendekatan dua dimensi keadilan generasi, yaitu harus mengartikulasikan dua interpretasi keadilan - distribusi (berdasarkan teori distributif kritis, yang keprihatinan yang kemiskinan anak, eksploitasi anak, ketidaksetaraan, dan sejenisnya), dan pengakuan ( masalah tidak hormat, imperialisme dan hierarki status itu perlu dimasukkan) (Fraser, 2002).
pertanyaan penting, seperti "Bagaimana melaksanakannya? Apa masalah etika? Evaluasi yang? "Memberikan kredit kepada seluruh proses. Oleh karena itu, salah satu harus diingat dimensi teknis partisipasi anak, serta organisasi dan metodologi untuk bekerja dengan anak-anak dan dengan perantaraan orang dewasa. Karena ini, perlu untuk menilai proses dan hasil-hasilnya, termasuk yang terkait dengan dampak kebijakan publik pada kehidupan sehari-hari anak-anak, belum lagi dimensi pedagogis, yang tidak boleh diabaikan.

Akhirnya, gerakan sosial anak-anak, gerakan untuk membela hak-hak anak (Tomás, 2007), LSM dan kelompok-kelompok terorganisasi lainnya bergerak di sekitar partisipasi anak dan anak-anak dapat diidentifikasi sebagai aktor sosial yang bisa mewakili kepentingan anak-anak. Namun mereka tidak harus mendongak sebagai unik dan representasi mereka harus ditafsirkan secara kritis. Promosi ruang untuk pengambilan keputusan dan berbagi kekuasaan memberikan cara untuk penciptaan metodologi dan strategi baru untuk bekerja dengan anak-anak yang mengarah ke keterlibatan mereka dalam keputusan yang akan mempengaruhi masa depan mereka.