In most instances, you can identify

In most instances, you can identify particular geographical areas or communities that are predictably under threat from a hazard. These may include traditionally drought-prone areas, or communities living near volcanos or in flood-prone areas. They could be squatter settlements in which housing structures are known to be vulnerable to hurricanes, or communities unprotected from industrial waste. However, vulnerability need not be tied to particular geographic locations or communities. Displaced people, forced to flee from conflict or collapsing economic conditions, represent a community of sorts that can fall within the purview of vulnerability assessments. Vulnerability assessments are valuable tools for establishing an essential disaster management plan.
Vulnerability analysis is a continuing, dynamic process of people and organizations assessing the hazards and risks they face and determining what they wish to do about them, if anything. Vulnerability assessment also includes a means of structured data collection geared towards understanding the levels of potential threats, needs and immediately available resources. Assessment includes two general categories of information. The first is relatively static infrastructure information that provides bases for determining the extent of development, types of physical advantages and disadvantages faced by communities residing in an area, and a “map” of available structures (such as roads and hospitals) that might be useful in times of emergencies. The other category includes relatively dynamic socioeconomic data indicating causes and levels of vulnerability, demographic shifts and types of economic activity.
There is nothing mysterious about the concept of vulnerability assessments. Their initial objective is to establish a data base that focuses upon the likely effects of potential hazards, relief needs and available resources. Vulnerability assessments should be linked with development interventions. When communities are determined to be vulnerable, development assistance may obviate the need for emergency assistance.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dalam kebanyakan kasus, Anda dapat mengidentifikasi wilayah geografis tertentu atau masyarakat yang diduga di bawah ancaman dari bahaya. Ini mungkin termasuk daerah tradisional rawan kekeringan, atau masyarakat yang tinggal di dekat gunung berapi atau di daerah rawan banjir. Mereka bisa menjadi permukiman ilegal di mana struktur perumahan diketahui rentan terhadap badai, atau komunitas terlindungi dari limbah industri. Namun, kerentanan tidak perlu terikat pada lokasi geografis tertentu atau masyarakat. Pengungsi, terpaksa melarikan diri dari konflik atau runtuh kondisi ekonomi, mewakili komunitas macam yang dapat jatuh dalam lingkup penilaian kerentanan. Penilaian kerentanan adalah alat berharga untuk membangun rencana manajemen bencana penting.
Analisis kerentanan adalah melanjutkan, proses dinamis dari orang-orang dan organisasi menilai bahaya dan risiko yang mereka hadapi dan menentukan apa yang mereka ingin lakukan tentang mereka, jika ada. Penilaian kerentanan juga termasuk sarana pengumpulan data terstruktur diarahkan memahami tingkat ancaman potensial, kebutuhan dan sumber daya segera tersedia. Penilaian mencakup dua kategori umum informasi. Yang pertama adalah informasi infrastruktur yang relatif statis yang menyediakan basis untuk menentukan sejauh mana perkembangan, jenis keuntungan fisik dan kerugian yang dihadapi oleh masyarakat yang berada di daerah, dan "peta" struktur yang tersedia (seperti jalan dan rumah sakit) yang mungkin berguna pada saat keadaan darurat. Kategori lain meliputi data sosial ekonomi yang relatif dinamis yang menunjukkan penyebab dan tingkat kerentanan, pergeseran demografi dan jenis kegiatan ekonomi.
Tidak ada yang misterius tentang konsep penilaian kerentanan. Tujuan awal mereka adalah untuk membangun data base yang berfokus pada dampak yang mungkin dari potensi bahaya, kebutuhan bantuan dan sumber daya yang tersedia. Penilaian kerentanan harus dihubungkan dengan intervensi pembangunan. Ketika masyarakat bertekad untuk menjadi rentan, bantuan pembangunan dapat meniadakan kebutuhan untuk bantuan darurat.