In Economy and Society, Max Weber c

In Economy and Society, Max Weber created three models of legitimacy for the topic of political obligation and
why one should obey the state: tradition, charisma, and legal-rational. The second model is personalistic and
emphasizes the right and power of a “special” individual, which Weber identifies as “charisma.” This article
explores the meaning and types of “charisma” by applying features of Weber’s theory of “charismatic
leadership” to Muslim leaders in contemporary Indonesian politics. It offers an analysis of how Weber’s notions
might inform how we generally think about Muslim intellectuals, politicians or government officials, organization
leaders, and scholars. In addition to its applications, this article identifies limitations of Weber’s theories and
potential areas in need of further research. Investigating the relationship between “charisma” and leadership in
a specific country case can offer insights for clarifying certain political concepts and shaping future theorybuilding,
data collection, and testing.

Hasil (Melayu) 1:

Dalam ekonomi dan masyarakat, Max Weber dicipta tiga model kesahan bagi topik kewajipan politik danKenapa satu harus taat kepada negeri: tradisi, karisma, dan rasional undang-undang. Model kedua ialah personalistic danmenekankan hak dan kuasa individu yang "istimewa", yang mengenalpasti Weber sebagai "karisma." Artikel inimeneroka makna dan jenis "karisma" dengan menggunakan ciri-ciri teori Weber "berkarismaKepimpinan"kepada pemimpin-pemimpin Muslim dalam politik Indonesia yang kontemporari. Ia menawarkan sebuah analisis bagaimana tafsiran Webermungkin memaklumkan bagaimana kita biasanya berfikir tentang intelektual Muslim, ahli politik atau pegawai-pegawai kerajaan, organisasipemimpin dan ulama. Selain daripada penggunaan, artikel ini mengenal pasti batasan teori Weber dankawasan berpotensi memerlukan penyelidikan selanjutnya. Menyiasat hubungan antara "karisma" dan kepimpinan dalamkes negara tertentu boleh menawarkan wawasan untuk menjelaskan konsep-konsep tertentu politik dan membentuk masa depan theorybuilding,pengumpulan data, dan ujian.

Hasil (Melayu) 2:

Dalam Ekonomi dan Masyarakat, Max Weber mencipta tiga model kesahihan untuk topik tanggungjawab politik dan
mengapa seseorang itu perlu taat kepada kerajaan: tradisi, karisma, dan undang-undang-rasional. Model kedua adalah personalistic dan
menekankan hak dan kuasa individu yang "istimewa", yang Weber mengenal pasti sebagai "karisma." Artikel ini
meneroka makna dan jenis "karisma" dengan menggunakan ciri-ciri teori Weber tentang "berkarisma
kepimpinan" untuk Muslim pemimpin dalam politik kontemporari Indonesia. Ia menawarkan analisis bagaimana tanggapan Weber
mungkin memberitahu bagaimana kita biasanya berfikir tentang cendekiawan Islam, ahli politik atau pegawai kerajaan, organisasi
pemimpin dan ulama. Selain aplikasinya, artikel ini mengenal pasti batasan teori Weber dan
bidang berpotensi yang memerlukan penyelidikan lanjut. Menyiasat hubungan di antara "karisma" dan kepimpinan dalam
kes negara tertentu boleh menawarkan wawasan untuk menjelaskan konsep politik tertentu dan membentuk theorybuilding masa depan,
pengumpulan data, dan ujian.