Bandung diputuskan sebagai ibukota provinsi Jawa Barat, setelah kemerdekaan. Sejak Oktober 1945, sudah ada beberapa kelompok Islam ekstrim di Jawa Barat dengan tujuan utama mendirikan negara Islam di Indonesia (Darul Islam). Salah satu gerakan ini adalah "Laskar Hitam" sebuah kelompok milisi yang menculik dan membunuh Otto Iskandardinata, Menteri RI Negara (1945). Korban lain dari kelompok yang sama. Poerdiredja, Bupati Priangan, Oekar Bratakoesoemah, Walikota Bandung dan Niti Soemantri, pemimpin komite nasional Indonesia (KNI) di Priangan Sebelum acties Belanda Politionele ("tindakan polisi"), ada adalah ultimatum untuk para pejuang Indonesia di Bandung untuk pergi, yang diberikan oleh komando militer Inggris, yang sementara (sebelum Belanda datang kembali) mencoba untuk memulihkan ketertiban. Adapun jawabannya, pada tanggal 24 Maret 1946, bagian selatan Bandung memang sengaja dibakar ketika mereka meninggalkan. Acara ini dikenal sebagai Bandung Lautan Api atau "Bandung sebagai lautan api". [9] Sebuah lagu heroik "Halo-halo Bandung" yang dinyanyikan bersama oleh ratusan ini patriot. Selama proses evakuasi Maret 1946, anggota dari milisi Indonesia Mohammad Toha diselundupkan beberapa batang dinamit ke dump skala amunisi besar dijaga oleh tentara Jepang dan Belanda, dekat HQ militer Belanda di Dayeuh Kolot. Setelah menaklukkan penjaga, ia meletakkan dinamit di beberapa gudang penuh amunisi. Dia kemudian bunuh diri dengan menyalakan dinamit. Ledakan besar menewaskan dia dan beberapa Belanda, pasukan Jepang di daerah. Ledakan itu menciptakan sebuah danau kecil ("situ") di Dayeuh Kolot. Jalan utama di daerah ini disebut "Mohammad Toha Jalan".
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..