The physicist Lord Rayleigh thought

The physicist Lord Rayleigh thought of the electromagnetic field as a collection of oscillators of all possible frequencies.
He regarded the presence of radiation of frequency ν (and therefore of wavelength λ = c/ν) as signifying that the electromagnetic oscillator of that frequency had been excited (Fig. 7.5).
Rayleigh knew that according to the classical equipartition principle (Fundamentals F.5b), the average energy of each oscillator, regardless of its frequency, is kT.
On that basis, with minor help from James Jeans, he arrived at the Rayleigh–Jeans law for the density of states:

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Fisikawan Rayleigh Tuhan berpikir dari-bidang elektromagnetik sebagai koleksi osilator frekuensi mungkin semua. Ia menganggap kehadiran radiasi ν frekuensi (dan karena itu dari panjang gelombang λ = c/ν) sebagai menandakan bahwa osilator elektromagnetik frekuensi yang telah senang (Fig. 7.5).Rayleigh tahu bahwa menurut prinsip klasik equipartition (dasar-dasar F.5b), rata-rata energi setiap osilator, terlepas dari frekuensi, kT. Atas dasar itu, dengan bantuan kecil dari James Jeans, ia tiba di Rayleigh – Jeans hukum untuk kepadatan Serikat:

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Fisikawan Lord Rayleigh memikirkan elektromagnetik lapangan sebagai kumpulan osilator dari semua frekuensi yang mungkin.
Dia menganggap kehadiran radiasi ν frekuensi (dan karena itu dari panjang gelombang λ = c / ν) sebagai penanda bahwa osilator elektromagnetik frekuensi yang telah bersemangat (Gambar. 7.5).
Rayleigh tahu bahwa menurut prinsip ekuipartisi klasik (Fundamental F.5b), energi rata-rata setiap osilator, terlepas dari frekuensi, adalah kT.
Atas dasar itu, dengan bantuan kecil dari James Jeans, ia tiba di hukum Rayleigh-Jeans untuk kepadatan negara: