2. Children’s participation contrib

2. Children’s participation contributes to the re-legitimation of democracy. Traditionally, children were not considered part of democratic relations. When one strives for their participation, regardless of their age, the meaning of democracy as we know it, and as it exists in most western political systems, changes. The discussion about the search for emancipation in this particular generation group is promoted through the construction of a citizenship that would include children, as well as the discussion about participatory democracy. Therefore, it is a process of re-asserting the condition of children as actors, contributing to a re-invention of participatory democracy, for instance, through the introduction of new political practices and the emergence of new ways of citizenship.

3. Childhood as a social category is brutally attacked by poverty and inequities, including in rich countries (UNICEF, 2007). Children’s participation is understood as a tool that can help to soften this situation of exclusion by involving children in decision-making processes.
4. Participation is a means to transfer issues of management to children, as it happens in children and youth’s participatory budgetings.
5. The vindication, by NGOs and some fields of knowledge, of a more active role for children. The importance given to the action of children and to childhood from a scientific point of view is also perceived through the increase of books and papers published and the organisation of congresses in this area, that comprehend the theme of participation.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Partisipasi 2. Anak kontribusi untuk re-legitimasi demokrasi. Secara tradisional, anak-anak tidak dianggap sebagai bagian dari hubungan yang demokratis. Ketika salah satu berusaha untuk partisipasi mereka, terlepas dari usia mereka, makna demokrasi seperti yang kita tahu, dan seperti itu ada di paling barat politik sistem, perubahan. Diskusi tentang pencarian emansipasi dalam kelompok generasi tertentu dipromosikan melalui pembangunan kewarganegaraan yang akan mencakup anak-anak, serta diskusi tentang demokrasi partisipatif. Oleh karena itu, proses re-menegaskan kondisi anak-anak sebagai pelaku, memberikan kontribusi untuk re-penemuan demokrasi partisipatif, misalnya, melalui pengenalan praktik politik baru dan munculnya cara-cara baru kewarganegaraan.

3. Childhood sebagai kategori sosial secara brutal diserang oleh kemiskinan dan ketidakadilan, termasuk di negara-negara kaya (UNICEF, 2007). Partisipasi anak dipahami sebagai alat yang dapat membantu untuk melunakkan situasi ini pengecualian dengan melibatkan anak-anak dalam proses pengambilan keputusan.
4. Partisipasi merupakan sarana untuk mentransfer isu-isu manajemen untuk anak-anak, seperti yang terjadi pada anak-anak dan budgetings partisipatif pemuda.
5. Pembenaran, oleh LSM dan beberapa bidang pengetahuan, dari peran yang lebih aktif untuk anak-anak. Pentingnya diberikan kepada aksi anak-anak dan untuk anak-anak dari sudut pandang ilmiah juga dirasakan melalui peningkatan buku dan makalah yang diterbitkan dan organisasi kongres di daerah ini, yang memahami tema partisipasi.