I have always been fascinated by ca

I have always been fascinated by carnival rides. It amazes me that average, ordinary people eagerly trade in the serenity of the ground for the chance to be tossed through the air like vegetables in a food processor. It amazes me that at some time in history someone thought that people would enjoy this, and that person invented what must have been the first of these terrifying machines. For me, it is precisely the thrill and excitement of having survived the ride that keeps me coming back for more.

My first experience with a carnival ride was a Ferris wheel at a local fair. Looking at that looming monstrosity spinning the life out of its sardine-caged occupants, I was dumbstruck. It was huge, smoky, noisy and not a little intimidating. Ever since that initial impression became fossilized in my imagination many years ago, these rides have reminded me of mythical beasts, amazing dinosaurs carrying off their screaming passengers like sacrificial virgins. Even the droning sound of their engines brings to mind the great roar of a fire-breathing dragon with smoke spewing from its exhaust-pipe nostrils.

The first ride on one of these fantastic beasts gave me an instant rush of adrenaline. As the death-defying ride started, a lump in my throat pulsed like a dislodged heart ready to walk the plank. As the ride gained speed, the resistance to gravity built up against my body until I was unable to move. An almost imperceptible pause as the wheel reached the top of its climb allowed my body to relax in a brief state of normalcy. Then there was an assault of stomach-turning weightlessness as the machine continued its rotation and I descended back toward the earth. A cymbal-like crash vibrated through the air as the wheel reached bottom, and much to my surprise I began to rise again.

Each new rotation gave me more confidence in the churning machine. Every ascent left me elated that I had survived the previous death-defying fall. When another nerve-wracking climb failed to follow the last exhilarating descent and the ride was over, I knew I was hooked. Physically and emotionally drained, I followed my fellow passengers down the clanging metal steps to reach the safety of my former footing. I had been spared, but only to have the opportunity to ride again.

My fascination with these fantastic flights is deeply engrained in my soul. A trip on the wonderful Ferris wheel never fails to thrill me. Although I am becoming older and have less time, or less inclination, to play, the child-like thrill I have on a Ferris wheel continues with each and every ride.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Saya selalu terpesona oleh Karnaval. It amazes me bahwa rata-rata, biasa orang-orang bersemangat perdagangan dalam ketenangan tanah kesempatan untuk melemparkan di udara seperti sayuran dalam food processor. Itu mengherankan saya bahwa pada suatu waktu dalam sejarah seseorang berpikir bahwa orang akan menikmati ini, dan orang itu menciptakan apa yang pasti yang pertama dari mesin ini mengerikan. Bagi saya, itu adalah tepatnya sensasi dan kegembiraan memiliki bertahan perjalanan yang membuat saya datang kembali untuk lebih.

Pengalaman pertama saya dengan Karnaval adalah Ferris wheel di adil lokal. Memandang bahwa monstrositas menjulang berputar kehidupan dari penghuninya dikurung sarden, saya dikejutkan. Itu besar, berasap, berisik, dan tidak sedikit menakutkan. Sejak awal kesan menjadi fosil dalam imajinasi saya bertahun-tahun yang lalu, wahana tersebut telah mengingatkan saya pada mitos binatang, menakjubkan dinosaurus membawa off penumpang mereka berteriak seperti korban perawan. Bahkan suara mengoceh mesin mereka membawa ke pikiran deru besar api-bernapas naga dengan asap memuntahkan dari hidungnya pipa knalpot.

Pertama naik pada salah satu hewan-hewan fantastis ini memberiku terburu-buru instan adrenalin. Sebagai perjalanan menentang kematian mulai, benjolan di tenggorokan saya berdenyut seperti jantung Copot siap untuk berjalan di atas papan. Seperti perjalanan mendapatkan kecepatan, perlawanan terhadap gravitasi membangun terhadap tubuh saya sampai saya tidak mampu bergerak. Jeda hampir tak terlihat seperti roda mencapai puncak pendakian yang memungkinkan tubuh untuk bersantai dalam keadaan singkat normal. Kemudian ada serangan dari perut-balik bobot sebagai mesin terus rotasinya dan aku turun kembali ke bumi. Kecelakaan simbal-seperti bergetar melalui udara sebagai roda mencapai bagian bawah, dan banyak untuk mengejutkan saya, saya mulai bangkit kembali.

Setiap rotasi baru memberi saya lebih percaya diri dalam mesin berputar. Setiap pendakian yang meninggalkan saya senang bahwa saya telah selamat kejatuhan menentang kematian sebelumnya. Ketika mendaki saraf-wracking lain gagal untuk mengikuti menggembirakan keturunan terakhir dan perjalanan usai, aku tahu aku ketagihan. Secara fisik dan emosional ditiriskan, Saya mengikuti sesama penumpang menuruni tangga logam sekalipun untuk mencapai keselamatan pijakan saya mantan. Saya telah menyelamatkan, tetapi hanya untuk memiliki kesempatan untuk naik lagi.

Saya terpesona dengan penerbangan fantastis ini sangat berurat berakar dalam jiwaku. Perjalanan pada Ferris wheel yang indah tidak pernah gagal untuk menggairahkan saya. Meskipun saya menjadi lebih tua dan memiliki sedikit waktu, atau kecenderungan kurang, untuk bermain, sensasi anak-seperti yang saya punya pada roda Ferris berlanjut dengan setiap perjalanan.