1.2. Prokrastinasi akademik, siswa kelelahan dan prestasi akademik
Penyelidikan mengenai burnout dan prestasi akademik menunjukkan bahwa burnout berdampak negatif terhadap prestasi akademik siswa. McCarthy, Cantik, dan Catano (1990) melaporkan korelasi negatif rendah antara tingkat siswa dari kejenuhan dan prestasi akademik mereka. Dalam studi lain, Garden (1991) menemukan hubungan terbalik antara burnout dan prestasi akademik yang dirasakan. Dalam studi lain, Schaufeli, Martínez, Marqués-Pinto, Salanova, & Bakker, (2002) melaporkan bahwa burnout berhubungan negatif dengan kinerja akademik. Jacobs dan Dodd, (2003) menemukan bahwa kelelahan emosional yang negatif terkait dengan IPK. Terakhir, Yang (2004) melaporkan bahwa siswa burnout memiliki dampak negatif pada prestasi akademik. Siswa yang memiliki tingkat yang lebih tinggi dari burnout memiliki lebih rendah prestasi akademik.
Demikian pula, penelitian menunjukkan bahwa tingkat tinggi prokrastinasi akademik dikaitkan dengan kinerja akademis yang buruk (Balkis & Duru, 2009; Balkis & Duru, 2010; Beswick, Rothblum, & Mann, 1988; Fritzsche, Young, & Hickson, 2003; Orpen, 1998). Mengingat bukti-bukti yang diperoleh dari studi tersebut di atas, tampaknya masuk akal untuk menganggap bahwa kedua prokrastinasi akademik dan burnout berpengaruh negatif terhadap kinerja akademik siswa selama periode belajar kuliah. Hipotesis kedua penelitian ini adalah bahwa prestasi akademik berhubungan negatif dengan prokrastinasi akademik dan tiga dimensi siswa burnout, dan diprediksi oleh prokrastinasi akademik dan tiga dimensi siswa burnout.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dan burnout di kalangan mahasiswa. Selain variabel-variabel ini, dilaporkan prestasi akademik juga akan diperiksa untuk asosiasi dengan prokrastinasi akademik dan kelelahan.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
