I wish I could hug him. Baseball ha

I wish I could hug him. Baseball has been his life since he was five years old. It’s been the one constant in his life, even after his parents died.
It’s his life.
“I’m going home to Denver,” he continues. “I’ll see the doctors there, do some therapy. I’ll be fine.”
“Rhys.”
He sighs again, and finally he says, “Careers end because of this, Kate. I can’t lose baseball. I’m only twenty-eight, for Godsake.”
“I’ll be home in a couple weeks, tops, and I’ll take care of you.”
He smirks. “I don’t need a mommy.”
“Maybe I just need to be there to be helpful.”
He clears his throat and talks to someone else in the room. “I have to go. I wanted to fill you in.”
“Have you called Ma and Da?” I ask.
“They’re next. Love you. See you soon.”
“Love you too.”
“He’ll be okay,” Eli says from the doorway, fastening the cuff-links on his shirt. I nod and set the phone aside, quickly brush on some mascara and lip gloss, resigned that this is as good as it gets today, and walk out of the bathroom.
“I know. Let me get some clothes on, and let’s go.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Saya berharap saya bisa memeluknya. Bisbol telah hidupnya sejak ia berusia lima tahun. Sudah satu konstan dalam hidupnya, bahkan setelah orangtuanya meninggal.Hal ini dalam hidupnya."Aku akan pulang ke Denver," Dia melanjutkan. "Aku akan melihat dokter, melakukan beberapa terapi. Aku akan baik-baik saja.""Rhys."Dia mendesah lagi, dan akhirnya dia berkata, "karir berakhir karena ini, Kate. Saya tidak dapat menurunkan bisbol. Aku hanya dua puluh delapan, untuk Godsake.""Aku akan pulang dalam beberapa minggu, puncak, dan aku akan mengurus Anda."Ia smirks. "Aku tidak membutuhkan ibu.""Mungkin hanya perlu berada di sana untuk membantu."Ia membersihkan tenggorokannya dan berbicara kepada orang lain dalam kamar. "Aku harus pergi. Aku ingin mengisi Anda.""Sudahkah Anda menelepon Ma dan Da?" Saya bertanya."Mereka sudah berikutnya. Sayang kamu. Melihat Anda segera.""Cinta padamu juga.""Ia akan baik-baik saja," Eli mengatakan dari pintu, pengancing manset pada kemejanya. Aku mengangguk dan mengatur telepon samping, cepat sikat pada beberapa mascara dan lip gloss, mengundurkan diri bahwa ini sebagai baik karena mendapat hari ini, dan berjalan keluar dari kamar mandi."Aku tahu. Biarkan aku mendapatkan beberapa pakaian, dan mari kita pergi."