He wakes, who never thought to wake

He wakes, who never thought to wake again,
Who held the end was Death. He opens eyes
Slowly, to one long livid oozing plain
Closed down by the strange eyeless heavens. He lies;
And waits; and once in timeless sick surmise
Through the dead air heaves up an unknown hand,
Like a dry branch. No life is in that land,
Himself not lives, but is a thing that cries;
An unmeaning point upon the mud; a speck
Of moveless horror; an Immortal One
Cleansed of the world, sentient and dead; a fly
Fast-stuck in grey sweat on a corpse's neck.

I thought when love for you died, I should die.
It's dead. Alone, most strangely, I live on

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dia bangun, yang tidak pernah berpikir untuk bangun lagi,
yang diadakan akhir adalah Kematian. Dia membuka mata
perlahan, satu marah panjang mengalir polos
Ditutup turun oleh langit tanpa mata yang aneh. Dia terletak,
dan menunggu; dan sekali dalam dugaan sakit abadi
Melalui udara mati nafas sebuah tangan yang tidak diketahui,
Seperti cabang kering. Tidak ada kehidupan di negeri itu,
sendiri tidak hidup, tetapi merupakan hal yang menangis,
Jalur unmeaning atas lumpur; setitik
Of horor yg tak bergerak; Immortal Salah
dibersihkan dari dunia, hidup dan mati; a terbang
Cepat-terjebak dalam keringat abu-abu pada leher mayat. Saya pikir ketika cinta untuk Anda meninggal, saya harus mati. Itu mati. Saja, yang paling aneh, aku tinggal di