you have bad taste or bad manners,

you have bad taste or bad manners, and their
informal evaluation is often enough to enforce
those unwritten rules.
Mores (pronounced more-ayz) are stronger
norms that are informally enforced. These are perceived
as more than simple violations of etiquette;
they
are moral attitudes that are seen as serious
even
if there are no actual laws that prohibit them.
Today,
some would argue that showing up for a
college
interview wearing flip-flops or with hair
still
wet from a shower violates mores; it doesn’break
any laws, but it would probably sink your
application.
Laws are norms that have been organized and
written down. Breaking these norms involves the
disapproval not only of immediate community
members but also the agents of the state, who are
charged with punishing such norm-breaking
behavior. Laws both restrict our activities, prohibiting
certain behaviors (like theft, for example),
and
enhance our experiences by requiring other
activities.
For example, the Social Security law
requires
that both employers and employees contribute
to their retirement funds, whether they
want
to or not, so that we will have some income
when
we retire.
Laws are enforced by local, state, and federal agencies that impose specific penalties
for breaking certain laws. These penalties are called sanctions. Positive sanctions
reward
behavior that conforms to the laws, and negative sanctions punish those who
violate
laws. Some sanctions are informally applied for violations of mores; other sanctions
are applied by formal institutions and agencies.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Anda memiliki selera buruk atau perilaku yang buruk, dan merekaEvaluasi informal adalah sering cukup untuk menegakkanaturan-aturan tidak tertulis.Adat istiadat (diucapkan lagi-ayz) lebih kuatnorma-norma yang dijalankan secara informal. Ini dianggapsebagai lebih sederhana pelanggaran etika;merekaApakah sikap moral yang dipandang sebagai seriusbahkanJika tidak ada hukum yang sebenarnya yang melarang mereka.Hari ini,beberapa berpendapat bahwa menampilkan untukperguruan tinggiWawancara mengenakan sandal jepit atau dengan rambutmasihbasah dari mandi melanggar adat istiadat; itu doesn'breakundang-undang, tetapi mungkin akan tenggelam Andaaplikasi.Hukum adalah norma-norma yang telah diselenggarakan dandituliskan. Melanggar norma-norma ini melibatkanpenolakan tidak hanya dari masyarakat segeraanggota, tetapi juga agen negara, yangdidakwa dengan menghukum seperti norma-melanggarperilaku. Hukum kedua yang membatasi kegiatan kami, melarangperilaku tertentu (seperti pencurian, misalnya),danmeningkatkan pengalaman kami dengan mengharuskan lainnyakegiatan.Sebagai contoh, undang-undang jaminan sosialmemerlukanbahwa kedua majikan dan karyawan yang berkontribusiuntuk dana pensiun mereka, apakah merekainginuntuk atau tidak, sehingga kita akan memiliki beberapa pendapatanKapankita pensiun.Hukum ditegakkan oleh badan-badan lokal, negara bagian dan federal yang memaksakan sanksi tertentuuntuk melanggar hukum tertentu. Hukuman ini disebut sanksi. Sanksi positifhadiahperilaku yang sesuai dengan undang-undang, dan negatif sanksi menghukum mereka yangmelanggarundang-undang. Beberapa sanksi terhadap informal diterapkan untuk pelanggaran adat istiadat; sanksi lainnyaare applied by formal institutions and agencies.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Anda memiliki selera buruk atau perilaku buruk, dan mereka
evaluasi informal sering cukup untuk menegakkan
aturan-aturan tidak tertulis.
Mores (diucapkan lebih-AYZ) lebih kuat
norma yang informal ditegakkan. Ini dirasakan
sebagai lebih dari pelanggaran sederhana etiket;
mereka
adalah sikap moral yang dipandang sebagai serius
bahkan. Jika tidak ada hukum yang sebenarnya yang melarang mereka Hari ini, sebagian orang akan berpendapat bahwa muncul untuk kuliah wawancara memakai sandal jepit atau dengan rambut masih basah dari mandi melanggar adat istiadat; itu doesn'break hukum apapun, tapi mungkin akan tenggelam Anda aplikasi. Hukum adalah norma yang telah diatur dan ditulis. Melanggar norma-norma ini melibatkan penolakan tidak hanya dari masyarakat langsung anggota tetapi juga agen dari negara, yang didakwa dengan menghukum norma-pecah seperti perilaku. Hukum kedua membatasi kegiatan kami, melarang perilaku tertentu (seperti pencurian, misalnya), dan meningkatkan pengalaman kami dengan mengharuskan lainnya kegiatan. Misalnya, hukum Jamsostek mensyaratkan bahwa kedua majikan dan karyawan memberikan kontribusi untuk dana pensiun mereka, apakah mereka ingin atau tidak, sehingga kita akan memiliki beberapa pendapatan ketika kita pensiun. Hukum ditegakkan oleh lokal, negara bagian, dan badan-badan federal yang memberikan hukuman tertentu untuk melanggar hukum-hukum tertentu. Hukuman ini disebut sanksi. Sanksi positif reward perilaku yang sesuai dengan hukum, dan sanksi negatif menghukum mereka yang melanggar hukum. Beberapa sanksi informal diterapkan untuk pelanggaran adat istiadat; sanksi lain yang diterapkan oleh lembaga dan instansi formal.