was ill, and I find myself hoping t

was ill, and I find myself hoping that Miss Kavanagh treats her with the same loyalty and respect. At the elevators I press the call button and almost immediately the doors open. A
couple in a passionate embrace spring apart, embarrassed to be caught. Ignoring them, we step into the elevator, but I catch Anastasia’s impish smile. As we travel to the first floor the atmosphere is thick with unfulfilled desire. And I
don’t know if it’s emanating from the couple behind us or from me. Yes. I want her. Will she want what I have to offer? I’m relieved when the doors open again and I take her hand, which is cool and not
clammy as expected. Perhaps I don’t affect her as much as I’d like. The thought is disheartening.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

sakit, dan aku mendapati diriku berharap bahwa Miss Kavanagh memperlakukan dia dengan loyalitas dan rasa hormat yang sama. Di tekan tombol panggil dan segera pintu lift terbuka. Abeberapa dalam pelukan penuh gairah spring terpisah, malu untuk ditangkap. Mengabaikan mereka, kita melangkah memasuki Lift, tapi aku menangkap Anastasia impish senyum. Ketika kami melakukan perjalanan ke lantai pertama atmosfer kental dengan keinginan yang tidak dipenuhi. Dan sayatidak tahu jika itu adalah berasal dari pasangan di belakang kami atau dari saya. Ya. Aku ingin dia. Akan ia ingin apa yang saya miliki untuk menawarkan? Aku lega ketika pintu-pintu terbuka lagi dan saya mengambil tangannya, yang dingin dan tidakberkeringat seperti yang diharapkan. Mungkin aku tidak mempengaruhi dia sebanyak yang saya ingin. Pikiran menyedihkan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

sakit, dan saya menemukan diri saya berharap bahwa Miss Kavanagh memperlakukan dia dengan loyalitas dan hormat yang sama. Pada elevator saya menekan tombol call dan segera pintu terbuka. Sebuah
pasangan dalam pelukan semi bergairah terpisah, malu untuk ditangkap. Mengabaikan mereka, kita melangkah ke lift, tapi aku menangkap senyum nakal Anastasia. Ketika kami melakukan perjalanan ke lantai pertama suasana yang kental dengan keinginan yang tidak terpenuhi. Dan saya
tidak tahu apakah itu berasal dari pasangan di belakang kami atau dari saya. Iya nih. Aku ingin dia. Apakah dia ingin apa yang saya tawarkan? Aku lega ketika pintu terbuka lagi dan saya mengambil tangannya, yang dingin dan tidak
berkeringat seperti yang diharapkan. Mungkin aku tidak mempengaruhi dirinya sebanyak yang saya inginkan. Pikiran itu adalah menyedihkan.