Deaf people are scattered throughou

Deaf people are scattered throughout Brazil, within every ethnicity and social stratus of the sociologically complex nation. Deaf schools pepper the country as well, but few of these work from a Christian base. When this project has been presented, secular and Christian schools have shown eager enthusiasm for having the Scripture materials to be used in their schools.
The Deaf population of Brazil uses LIBRAS (Lingua Brasileira de Sinais, or Brazilian Sign Language) as their first language. These people are a microcosm of the nation, coming from both indigenous Brazilians and from among the many major worldwide ethnicities that have immigrated into Brazil in the past 200 years.

Although their racial backgrounds differ, the Deaf in Brazil share more in common with one another than they do with the wider hearing population. Because there are more opportunities for education and employment for the Deaf in urban areas, many families with deaf children move from the countryside into cities.

Companies are legally required to maintain a certain percentage of physically challenged employees, but many businesses circumvent or ignore the laws. This practice limits the real opportunities available to the Deaf, and as a result, forces many into low-salaried positions creating a Deaf community majority with serious economic problems.

There are no accurate statistics about the number of Christians among the Deaf in Brazil. The populous as a whole embraces religion, which includes a majority who consider themselves Catholics, although many accept mystical, occult or traditional religious rituals alongside Christian professions.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Orang-orang tuli yang tersebar di seluruh Brasil, dalam setiap etnis dan sosial stratus bangsa sosiologis kompleks. Tuli sekolah lada di negeri ini juga, tetapi beberapa ini bekerja dari basis Kristen. Ketika proyek ini telah disajikan, sekolah sekuler dan Kristen telah menunjukkan antusiasme yang bersemangat untuk memiliki bahan-bahan Kitab Suci untuk digunakan di sekolah.Penduduk tuli Brasil menggunakan Libra (Lingua Brasileira de Sinais, atau bahasa isyarat Brasil) sebagai bahasa pertama mereka. Orang-orang ini adalah mikrokosmos bangsa, berasal dari kedua Brasil adat dan dari antara banyak etnis di seluruh dunia besar yang telah berimigrasi ke Brasil di masa lalu 200 tahun.Meskipun berbeda latar belakang mereka ras, tuli di Brasil berbagi lebih banyak kesamaan dengan satu sama lain daripada yang mereka lakukan dengan populasi pendengaran yang lebih luas. Karena ada lebih banyak kesempatan untuk pendidikan dan pekerjaan untuk orang tuli di daerah perkotaan, banyak keluarga dengan anak-anak tuli pindah dari pedesaan ke kota.Perusahaan secara hukum diperlukan untuk mempertahankan persentase tertentu dari karyawan secara fisik, tapi banyak bisnis menghindari atau mengabaikan hukum-hukum. Praktek ini membatasi kesempatan nyata yang tersedia untuk orang tuli, dan sebagai akibatnya, memaksa banyak ke posisi bergaji rendah membuat mayoritas komunitas tuna rungu dengan masalah ekonomi yang serius.Ada tidak ada statistik yang akurat tentang jumlah orang Kristen di antara orang tuli di Brasil. Padat secara keseluruhan memeluk agama, yang mencakup mayoritas yang menganggap dirinya orang Katolik, meskipun banyak menerima mistik, okultisme atau tradisional ritual keagamaan bersama Kristen profesi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Orang tuli yang tersebar di seluruh Brazil, dalam setiap etnis dan stratus sosial bangsa sosiologis yang kompleks. Tuli sekolah lada negeri juga, tapi beberapa pekerjaan ini dari basis Kristen. Ketika proyek ini telah disajikan, sekolah-sekolah sekuler dan Kristen telah menunjukkan antusiasme bersemangat untuk memiliki bahan Alkitab untuk digunakan di sekolah-sekolah mereka.
The Deaf penduduk Brazil menggunakan Libra (Lingua Brasileira de Sinais, atau Brasil Sign Language) sebagai bahasa pertama mereka. Orang-orang ini adalah mikrokosmos bangsa, datang dari kedua adat Brasil dan dari antara banyak etnis utama di seluruh dunia yang telah berimigrasi ke Brazil dalam 200 tahun terakhir. Meskipun latar belakang ras mereka berbeda, Tuli di Brazil berbagi lebih banyak kesamaan dengan satu sama lain daripada yang mereka lakukan dengan lebih luas populasi pendengaran. Karena ada lebih banyak kesempatan untuk pendidikan dan lapangan kerja untuk Tuli di daerah perkotaan, banyak keluarga dengan anak-anak tuna rungu berpindah dari pedesaan ke kota. Perusahaan secara hukum diharuskan untuk mempertahankan persentase tertentu dari karyawan ditantang secara fisik, tetapi banyak bisnis menghindari atau mengabaikan hukum . Praktek ini membatasi peluang nyata yang tersedia untuk Tuli, dan sebagai hasilnya, memaksa banyak ke posisi rendah gaji menciptakan mayoritas masyarakat Tuli dengan masalah ekonomi yang serius. Tidak ada statistik yang akurat tentang jumlah orang Kristen di antara Tuli di Brasil. The terpadat secara keseluruhan mencakup agama, yang mencakup mayoritas yang menganggap dirinya Katolik, meskipun banyak menerima mistis, okultisme atau tradisional ritual keagamaan bersama profesi Kristen.