Durkheim believed that “society has

Durkheim believed that “society has to be present within the individual.” He saw religion as a mechanism that shored up or protected a threatened social order. He thought that religion had been the cement of society in the past, but that the collapse of religion would not lead to a moral implosion. Durkheim was specifically interested in religion as a communal experience rather than an individual one.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Durkheim percaya bahwa "masyarakat memiliki untuk hadir dalam individu." Ia melihat agama sebagai mekanisme yang secara atau dilindungi tatanan sosial terancam. Dia berpikir bahwa agama telah semen masyarakat di masa lalu, tetapi bahwa runtuhnya agama tidak akan menyebabkan ledakan moral. Durkheim adalah secara khusus tertarik pada agama sebagai pengalaman bersama daripada individu.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Durkheim percaya bahwa "masyarakat harus hadir dalam diri individu." Dia melihat agama sebagai mekanisme yang ditopang atau dilindungi tatanan sosial terancam. Dia berpikir bahwa agama telah menjadi semen masyarakat di masa lalu, tetapi runtuhnya agama tidak akan menyebabkan ledakan moral. Durkheim secara khusus tertarik pada agama sebagai pengalaman komunal daripada satu individu.