Diglossia is a relatively rare phen

Diglossia is a relatively rare phenomenon in the contemporary world (Hudson, 2002),
and it appears to be especially rare in societies that have been signifi cantly impacted by the
social changes normally associated with modernization, especially the promotion of mass
education and literacy (snow, 2010). In such societies, most or all people have a substantial
command of both the H and L varieties (unlike most cases of diglossia, in which H is only
commanded by a limited elite group). In modern diglossia, the H variety is a modern standard
language rather than an ancient prestige language. In fact, the power and appeal of H is based
on its utility value as both a written and spoken language, which is, in turn, based squarely on
the fact that it serves as the standard language of a powerful nation towards a much greater
degree than is true in many cases of diglossia (Snow, 2010).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Diglosia adalah fenomena yang relatif langka di dunia kontemporer (Hudson, 2002),
dan tampaknya menjadi sangat langka di masyarakat yang telah signifi kan dipengaruhi oleh
perubahan sosial yang biasanya terkait dengan modernisasi, terutama promosi massal
pendidikan dan melek huruf (salju 2010). Dalam masyarakat seperti itu, sebagian besar atau semua orang memiliki besar
perintah dari kedua H dan varietas L (tidak seperti kebanyakan kasus diglosia, di mana H hanya
diperintahkan oleh kelompok elit tertentu). Dalam diglosia modern, berbagai H adalah standar modern
bahasa bukan bahasa prestise kuno. Bahkan, kekuatan dan daya tarik H didasarkan
pada nilai utilitas baik sebagai bahasa lisan dan tertulis, yang, pada gilirannya, berdasarkan tepat pada
kenyataan bahwa ia berfungsi sebagai bahasa standar bangsa yang kuat menuju jauh lebih besar
tingkat dari benar dalam banyak kasus diglosia (Snow, 2010).