Battlefield surveillance radar was

Battlefield surveillance radar was started in early 1960s with the development of the
OV-1 APS-94 side-looking array radar (SLAR) by the U.S. Army for detecting military
encampments and large groups of artillery and mechanized vehicles on the battlefield [4].
In the early 1970s, the Army determined that there was also a need for detecting large
numbers of moving vehicles at a significant range from the forward edge of the battle
area (FEBA). The first ground-moving target indication (GMTI) system for battlefield
surveillance was developed as the stand-off target acquisition system (SOTAS). It was
constructed using the APS-94 radar with a moving target mode and operated from a UH-1
helicopter. Operation from a helicopter was necessary to minimize platform motion and
to provide wide area, low minimum discernable velocity (MDV) detections [5].

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Radar surveillance Battlefield dimulai pada awal 1960-an dengan pengembangan
OV-1 APS-94 sisi-cari array radar (SLAR) oleh Angkatan Darat AS untuk mendeteksi militer
perkemahan dan kelompok besar artileri dan kendaraan mekanik di medan perang [4].
Pada awal 1970-an, Angkatan Darat menetapkan bahwa ada juga kebutuhan untuk mendeteksi besar
nomor kendaraan bergerak pada kisaran yang signifikan dari sisi depan pertempuran
daerah (FEBA). Pertama indikasi sasaran tanah bergerak (GMTI) sistem untuk medan
pengawasan dikembangkan sebagai sistem target akuisisi stand-off (SOTAS). Itu
dibangun menggunakan APS-94 radar dengan modus target bergerak dan dioperasikan dari UH-1
helikopter. Operasi dari helikopter itu diperlukan untuk meminimalkan gerak platform yang dan
untuk menyediakan luas, kecepatan minimum discernable rendah (MDV) pendeteksian [5].