I folded my arms around my stomach,

I folded my arms around my stomach, shivering again. For the most part, I thought I was handling this pretty well. I wanted to clap myself on the back, but when I spoke, I heard the tremor in my own voice. “What am I going to do? I have no idea where Mom is and he said if I tried to leave, they knew where to find me. I’m going to end up as a real messed-up—”
Jax was suddenly right in front of me, cupping both sides of my face. His thumb touched my scar, but the look on his face was scarier than anything I’d ever seen in my whole twenty-one years of life, and I’d seen a lot of scary stuff.
“You’re not going to be a message. You aren’t going to be shit to any of them. You feel me? No one is touching you,” he said, and he said it right in front of Nick. He touched me right in front of Nick, touched my scar. “We’re going to take care of this and none of this shit is going to rub off on you. Okay?”
I believed him.
Wow. I really believed him.
“Okay,” I whispered.
Jax dipped his head, brushing his lips across my forehead, and he did that right in front of Nick, too. And that pulled at something in my chest, really tugged at it. Then he turned to Nick, and as he did it, he slipped an arm around my shoulders, dragging me against him. I hesitated for a second, but then I went. I leaned into him, because at this moment, I thought I really needed to lean into someone.
“We need to call the police,” Nick said. I opened my mouth, but he went on. “We’re going to have to wait and not do it here.”
“We need to do it where it’s not public,” Jax confirmed, his hand curving around my waist. “I’ll call Reece, let him know what’s going on. You got the bar for the night?”
Nick lifted his chin in universal boy-speak. “I’ve had it before you did.” There was a beat of silence and then jax said, "True

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Saya dilipat lengan saya sekitar perut saya, menggigil lagi. Untuk sebagian besar, saya pikir saya adalah penanganan ini cukup baik. Aku ingin bertepuk tangan sendiri di belakang, tapi ketika saya berbicara, aku mendengar getaran suara saya sendiri. "Apa saya akan lakukan? Saya tak memiliki ide mana ibu dan dia mengatakan bahwa jika saya mencoba untuk meninggalkan, mereka tahu di mana menemukan saya. Aku akan berakhir seperti real kacau-up "JAX adalah tiba-tiba tepat di depan saya, kop kedua sisi wajahku. Ibu jari menyentuh bekas luka saya, tapi tampilan di wajahnya adalah menakutkan dari apa pun yang pernah kulihat dalam dua puluh satu tahun seluruh kehidupan, dan kulihat banyak hal yang menakutkan."Anda tidak akan harus pesan. Anda tidak akan menjadi apa-apa untuk salah satu dari mereka. Anda merasa saya? Tidak ada yang menyentuh Anda,"katanya, dan dia mengatakan itu tepat di depan Nick. Dia menyentuh saya tepat di depan Nick, menyentuh saya bekas luka. "Kami akan mengurus ini dan tidak ada omong kosong ini akan melekat pada diri Anda. Oke?"Saya percaya padanya.Wow. Aku benar-benar percaya padanya."Oke," bisikku.JAX dicelupkan kepalanya, menyikat bibirnya di dahi saya, dan ia lakukan itu tepat di depan Nick, terlalu. Dan yang menarik pada sesuatu dalam dadaku, benar-benar menarik itu. Lalu ia beralih ke Nick, dan ketika ia melakukannya, ia menyelinap lengan di pundakku, menyeret saya terhadapnya. Aku ragu-ragu untuk kedua, tapi kemudian aku pergi. Aku bersandar ke dia, karena pada saat ini, saya pikir saya benar-benar diperlukan untuk bersandar ke seseorang."Kita perlu untuk memanggil polisi," kata Nick. Aku membuka mulut, tetapi ia pergi. "Kami akan memiliki untuk menunggu dan tidak melakukannya di sini.""Kita perlu untuk melakukannya di tempat tidak umum," Jax menegaskan, tangannya melengkung di sekitar pinggang. "Aku akan menelepon Reece, biarkan dia tahu apa yang terjadi. Anda punya bar untuk malam?"Nick mengangkat dagu di universal berbicara anak laki-laki. "Aku punya itu sebelum Anda melakukannya." Ada yang mengalahkan keheningan dan kemudian jax berkata, "benar