The night breeze and noise entered

The night breeze and noise entered through the open window. For a while, Kaori and Ririana stood silently still in place, then they began to advance once again like nothing had happened.

[.....Nagumo-san….is very loved….]
[Yes…insanely.….if not.... they’re quite the powerful enemies]
[Kaori….in order to survive, work hard ok? I’ll support you]
[Yes. Thank you, Riri….]

Afterwards Riri turned around mutters in a sad voice, [The way I’m treated is becoming more and more crude….], the yell was admirably sent to Kaori. [Actually, would Riri cry if I said that I also wanted to go?] while thinking in the corner of her head, Kaori and Riri quickly hurried towards Kouki and the rest of the group.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Angin malam dan suara masuk melalui jendela yang terbuka. Untuk sementara, Kaori dan Ririana berdiri diam masih di tempat, kemudian mereka mulai maju sekali lagi seperti tidak ada yang terjadi. [..... Nagumo-san ... .is sangat mencintai ....] [Ya ... gila-gilaan. ... .if tidak .... mereka cukup musuh kuat] [Kaori ... .in untuk bertahan hidup, bekerja keras ok? Saya akan mendukung Anda] [Ya. Terima kasih, Riri ....] Setelah itu Riri berbalik bergumam dengan suara sedih, [Cara saya diperlakukan menjadi lebih dan lebih kasar ....], Teriakan itu mengagumkan dikirim ke Kaori. [Sebenarnya, akan Riri menangis jika saya mengatakan bahwa saya juga ingin pergi?] Sambil berpikir di sudut kepalanya, Kaori dan Riri cepat bergegas menuju Kouki dan sisanya dari kelompok.