■ Culture is systematic and organiz

■ Culture is systematic and organized. Culture is an organized system of values, attitudes, beliefs, and meanings related to one another and to the environmental context. Because of the mental programming culture imposes, others’ cultures often seem strange and illogical.

■ Culture is largely invisible. What we see of culture is expressed in living artifacts, but much of it is hidden in the same way most of an iceberg is below the waterline (see Figure 1). The invisible cultural elements, such as underlying values, social structures and ways of thinking are most important.

■ Culture can be tight or loose. Cultures differ from one another, not just in details, but also in pervasiveness. For example, a hierarchical organization such as a financial institution with its risk-averse orientation could be described as “tight.” On the other hand, a highly matrixed organization such as a consulting firm with its more risk-tolerant orientation could be described as “loose.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

■ Budaya sistematis dan terorganisir. Budaya adalah sistem yang sangat terorganisir dari nilai-nilai, sikap, keyakinan, dan makna yang berkaitan dengan satu sama lain dan dengan konteks lingkungan. Karena mental pemrograman budaya membebankan, orang lain budaya sering tampak aneh dan tidak logis.■ Budaya sebagian besar tak terlihat. Apa yang kita lihat dari budaya dinyatakan dalam hidup artefak, tetapi banyak tersembunyi sama cara kebanyakan gunung es berada di bawah garis air (Lihat gambar 1). Unsur-unsur budaya tak terlihat, seperti nilai-nilai yang mendasari, struktur sosial dan cara berpikir paling penting.■ Budaya dapat ketat atau longgar. Budaya yang berbeda dari satu sama lain, tidak hanya dalam rincian, tetapi juga di meluasnya. Misalnya, organisasi hirarkis seperti lembaga keuangan dengan orientasi menghindari risiko bisa digambarkan sebagai "ketat." Di sisi lain, sangat birokrasi matrixed organisasi seperti firma konsultasi dengan orientasi lebih toleran risiko bisa digambarkan sebagai "longgar."

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

■ Budaya adalah sistematis dan terorganisir. Budaya adalah sistem yang terorganisir dari nilai-nilai, sikap, keyakinan, dan makna terkait satu sama lain dan dengan konteks lingkungan. Karena budaya pemrograman mental memaksakan, budaya orang lain sering tampak aneh dan tidak masuk akal. ■ Budaya sebagian besar tak terlihat. Apa yang kita lihat budaya dinyatakan dalam artefak hidup, tapi jauh dari itu tersembunyi dengan cara yang sama sebagian besar gunung es di bawah permukaan air (lihat Gambar 1). Unsur-unsur budaya tak terlihat, seperti nilai-nilai yang mendasari, struktur sosial dan cara berpikir yang paling penting. ■ Budaya dapat ketat atau longgar. Budaya berbeda satu sama lain, bukan hanya dalam rincian, tetapi juga dalam besarnya kegunaan. Sebagai contoh, sebuah organisasi hierarkis seperti lembaga keuangan dengan orientasi menghindari risiko yang bisa digambarkan sebagai "ketat." Di sisi lain, sebuah organisasi yang sangat matrixed seperti perusahaan konsultan dengan orientasi risiko-toleran lebih yang bisa digambarkan sebagai "longgar."