A: We were also in Indonesia workin

A: We were also in Indonesia working in West Kalimantan ??? where there had been enormous violence. Including sort of a reversion to traditional approaches or old approaches to warfare. And there were just gruesome, gruesome stories and photos in the papers. Including a beheading, people carrying heads around. I remember going in and sitting with some of the warriors actually, who had been involved in this fighting, very recently and talking with them about what the opportunities might be to contain the violence. What was pointed out and somebody in the process of one of these meetings pulled out a photo and showed me a photo of a human head. The picture was of somebody holding a human head, that had just been freshly cut off the body and talking about how heavy it was with such detachment.

We sort of backed up and talked with them about what approaches had been used to contain the violence in the past because this had been going on for more than a decade, and it turned out that there had been over a dozen negotiated peace settlements made between the leadership of these communities and one after another they fell apart. This is over about the same number of years, probably averaging more than one a year or something like that. And they just kept falling a part because at the grassroots there was no support. So that was another. It wasn't a happy story, but it was a story that really completely affirmed for me the importance of working at the grassroots level to really build the foundations for lasting peace, and recognize the importance of negotiating settlements, but also understanding and appreciating their very significant limitations. So, that's another story.

Q: Where is the inspiration in that one?

A: Well the inspiration again is, sometimes for me, I see the enormity of these challenges and I question how much we as outsiders have to bring in to these situations. When I see a situation like this where they're getting negotiated settlement after negotiated settlement and they're simply not able to have it hold because there hasn't been the relationship building at the grassroots level due to some of the structural inequities that are still in place, which therefore are fueling the conflict and because there's just underlying causes that have to be addressed, it's, it actually is inspiring for me because it is very affirming of the basic approaches that we take to this work.

It also emphasizes the importance of building, of helping local people to build the capacity to work at these levels when it isn't already happening. And in this situation it wasn't happening, you know it's a vast country and there a lot of incredibly talented people doing activist work and doing grassroots work, but this hadn't been touched. So for me it was inspiring because it was affirming of this, the real opportunity to offer something useful. I mean the part of this that has not been inspiring is that we had been working with Indonesian partners on a project that had so much promise and are US aide funding was interrupted, after we had built a lot of support and laid a lot of ground work. That is the uninspiring part of it. Both of these experiences to me, I draw on them when I think about how valuable this work can be, and also the legitimacy of having outsiders come and do it if it isn't happening locally.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

J: kami yang juga di Indonesia bekerja di Kalimantan Barat??? dimana ada telah sangat besar kekerasan. Termasuk semacam pengembalian ke pendekatan tradisional atau tua pendekatan perang. Dan ada hanya mengerikan, mengerikan cerita dan foto dalam karya-karya. Termasuk memenggal kepala, orang-orang yang membawa kepala di sekitar. Aku ingat pergi di dan duduk dengan beberapa warriors sebenarnya, yang telah terlibat dalam pertempuran, baru-baru ini dan berbicara dengan mereka tentang apa yang mungkin kesempatan untuk mengandung kekerasan. Apa itu menunjukkan dan seseorang dalam proses salah satu pertemuan ini ditarik keluar foto dan menunjukkan foto kepala manusia. Gambar adalah seseorang memegang kepala manusia, yang hanya segar zakarnya telah dipotong, tubuh dan berbicara tentang bagaimana berat itu dengan seperti detasemen.

kita semacam mundur dan berbicara dengan mereka tentang apa pendekatan yang telah digunakan untuk mengandung kekerasan di masa lalu karena ini telah terjadi selama lebih dari satu dekade, dan ternyata bahwa telah ada lebih dari selusin pemukiman negosiasi damai antara kepemimpinan komunitas ini dan satu demi satu mereka runtuh. Ini adalah atas tentang jumlah yang sama bertahun-tahun, mungkin rata-rata lebih dari satu tahun atau sesuatu seperti itu. Dan mereka hanya terus jatuh bagian karena pada akar rumput ada tanpa dukungan. Jadi itu lain. Bukan cerita yang bahagia, tapi itu cerita yang benar-benar benar-benar menegaskan untukku pentingnya bekerja di tingkat akar rumput untuk benar-benar membangun fondasi untuk perdamaian abadi, dan mengenali pentingnya negosiasi pemukiman, tetapi juga memahami dan menghargai keterbatasan mereka sangat signifikan. Jadi, itu adalah cerita lain.

Q: dimana adalah inspirasi di satu?

A: Nah inspirasi lagi adalah, kadang-kadang bagi saya, saya melihat besarnya tantangan ini dan saya mempertanyakan berapa banyak kita sebagai orang luar harus membawa untuk situasi ini. Ketika saya melihat situasi seperti ini di mana mereka mendapatkan negosiasi penyelesaian setelah negosiasi penyelesaian dan mereka tidak hanya mampu memiliki itu terus karena belum ada hubungan bangunan di tingkat akar rumput karena beberapa ketidakadilan struktural yang masih di tempat, yang karena itu memicu konflik dan karena ada yang hanya mendasari penyebab yang harus diatasi, memiliki, itu benar-benar inspirasi bagi saya karena itu sangat menegaskan pendekatan dasar yang kita ambil untuk pekerjaan ini.

juga menekankan pentingnya building, membantu masyarakat setempat untuk membangun kapasitas untuk bekerja pada tingkat ini ketika itu sudah tidak terjadi. Dan dalam situasi ini tidak terjadi, Anda tahu itu adalah sebuah negara yang besar dan ada banyak orang yang sangat berbakat aktivis bekerja dan melakukan pekerjaan akar rumput, namun ini tidak tersentuh. Jadi bagi saya itu adalah inspirasi karena itu adalah menegaskan ini, kesempatan nyata untuk menawarkan sesuatu yang berguna. Maksudku bagian ini yang belum inspirasi adalah bahwa kita telah bekerja dengan mitra Indonesia pada sebuah proyek yang telah begitu banyak janji dan US ajudan pendanaan terputus, setelah kami telah membangun banyak dukungan dan meletakkan banyak lapangan pekerjaan. Itulah yang membosankan bagian dari itu. Kedua pengalaman ini kepada saya, saya menarik pada mereka ketika saya berpikir tentang betapa berharganya pekerjaan ini dapat, dan juga legitimasi memiliki orang luar datang dan melakukannya jika itu tidak terjadi secara lokal.