Post 9/11 terrorist attack, US military foreign policy focused onfacil terjemahan - Post 9/11 terrorist attack, US military foreign policy focused onfacil Bahasa Indonesia Bagaimana mengatakan

Post 9/11 terrorist attack, US mili

Post 9/11 terrorist attack, US military foreign policy focused on
facilitating establishment of democracy in Middle East as a fundamental base
in Global War on Terrorism. This policy had been implemented till the war in
Iraq was ended in August 2010 and followed by the transition process in
Afghanistan government which started in early 2011. After that, US closed its
military bases and withdrew its military personnel from Middle East Region
gradually. In November 2011, US government announced that US would
change its military foreign policy focus where Asia Pacific region became the
main priority. The result indicates that this policy is made due to the rising of
China and its possibility of becoming a potential hegemony which can endanger
US position in Asia Pacific. In supporting its objective to do power projection,
China has been developing its military power with high technology and wide
range of attack capacity that possible to create anti-access/ area denial (A2/AD)
towards Sea Lines of Communication (SLOCs) in Asia Pacific. It cause China
estimated as a potential threat to the security and freedom of access in SLOCs
which is vital for US interest. This situation leads US to project and strengthen
its military power through creating and enhancing its military alliances with
Asia Pacific countries.
0/5000
Dari: -
Ke: -
Hasil (Bahasa Indonesia) 1: [Salinan]
Disalin!
Post 9/11 terrorist attack, US military foreign policy focused onfacilitating establishment of democracy in Middle East as a fundamental basein Global War on Terrorism. This policy had been implemented till the war inIraq was ended in August 2010 and followed by the transition process inAfghanistan government which started in early 2011. After that, US closed itsmilitary bases and withdrew its military personnel from Middle East Regiongradually. In November 2011, US government announced that US wouldchange its military foreign policy focus where Asia Pacific region became themain priority. The result indicates that this policy is made due to the rising ofChina and its possibility of becoming a potential hegemony which can endangerUS position in Asia Pacific. In supporting its objective to do power projection,China has been developing its military power with high technology and widerange of attack capacity that possible to create anti-access/ area denial (A2/AD)towards Sea Lines of Communication (SLOCs) in Asia Pacific. It cause Chinaestimated as a potential threat to the security and freedom of access in SLOCswhich is vital for US interest. This situation leads US to project and strengthenits military power through creating and enhancing its military alliances withAsia Pacific countries.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
Hasil (Bahasa Indonesia) 2:[Salinan]
Disalin!
Pasca 9/11 serangan teroris, kebijakan luar negeri AS militer difokuskan pada
memfasilitasi pembentukan demokrasi di Timur Tengah sebagai dasar yang fundamental
dalam Perang Global Terorisme. Kebijakan ini telah dilaksanakan sampai perang di
Irak berakhir pada bulan Agustus 2010 dan diikuti oleh proses transisi di
pemerintahan Afghanistan yang dimulai pada awal tahun 2011. Setelah itu, AS ditutup pada
pangkalan militer dan menarik personel militer dari Timur Tengah Daerah
secara bertahap. Pada bulan November 2011, pemerintah AS mengumumkan bahwa AS akan
mengubah fokus kebijakan luar negeri militer di mana kawasan Asia Pasifik menjadi
prioritas utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan ini dibuat karena meningkatnya
China dan kemungkinan yang menjadi hegemoni potensial yang dapat membahayakan
posisi AS di Asia Pasifik. Dalam mendukung tujuannya untuk melakukan proyeksi kekuatan,
China telah mengembangkan kekuatan militernya dengan teknologi tinggi dan lebar
berbagai kapasitas serangan yang mungkin untuk membuat anti-akses / daerah penolakan (A2 / AD)
terhadap Sea Garis Komunikasi (SLOCs) di Asia Pacific. Ini menyebabkan China
diperkirakan sebagai ancaman potensial bagi keamanan dan kebebasan akses di SLOCs
yang sangat penting untuk kepentingan AS. Situasi ini menyebabkan AS untuk proyek dan memperkuat
kekuatan militernya dengan menciptakan dan meningkatkan aliansi militer dengan
negara-negara Asia Pasifik.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
 
Bahasa lainnya
Dukungan alat penerjemahan: Afrikans, Albania, Amhara, Arab, Armenia, Azerbaijan, Bahasa Indonesia, Basque, Belanda, Belarussia, Bengali, Bosnia, Bulgaria, Burma, Cebuano, Ceko, Chichewa, China, Cina Tradisional, Denmark, Deteksi bahasa, Esperanto, Estonia, Farsi, Finlandia, Frisia, Gaelig, Gaelik Skotlandia, Galisia, Georgia, Gujarati, Hausa, Hawaii, Hindi, Hmong, Ibrani, Igbo, Inggris, Islan, Italia, Jawa, Jepang, Jerman, Kannada, Katala, Kazak, Khmer, Kinyarwanda, Kirghiz, Klingon, Korea, Korsika, Kreol Haiti, Kroat, Kurdi, Laos, Latin, Latvia, Lituania, Luksemburg, Magyar, Makedonia, Malagasi, Malayalam, Malta, Maori, Marathi, Melayu, Mongol, Nepal, Norsk, Odia (Oriya), Pashto, Polandia, Portugis, Prancis, Punjabi, Rumania, Rusia, Samoa, Serb, Sesotho, Shona, Sindhi, Sinhala, Slovakia, Slovenia, Somali, Spanyol, Sunda, Swahili, Swensk, Tagalog, Tajik, Tamil, Tatar, Telugu, Thai, Turki, Turkmen, Ukraina, Urdu, Uyghur, Uzbek, Vietnam, Wales, Xhosa, Yiddi, Yoruba, Yunani, Zulu, Bahasa terjemahan.

Copyright ©2024 I Love Translation. All reserved.

E-mail: