Tell me if this sounds familiar. Le

Tell me if this sounds familiar. Let’s go back to the year 1997, more specifically August 31st and the dawn of a new Serie A season. Powered by Massimo Moratti’s petroleum-injected millions, under-achieving Internazionale are a goal down to Dario Hubner and Brescia on a humid, sticky summer swan song. With 70 minutes on the clock, Inter manager Luigi Simoni’s last throw of the dice was to hand a debut to one of Moratti’s new arrivals – a buck-toothed South American with a phenomenal record of more than a goal a game. It was a debut that would end up eclipsing that of almost any other player to pull on the black and blue of the Nerazzurri, as 20 minutes and two thirty-yard screamers later, Inter fans were heading home with 3 points, but more importantly, a new hero. Unfortunately, this mere mortal would struggle to reach such heights again, as a culmination of injuries would sabotage a career we should be looking back upon with marvel. Sound familiar yet? No, this is not another story about the magnificent Ronaldo, but rather a lament for the story of the Uruguyan Álvaro Recoba, who was once considered the most gifted and highly-paid footballer on the planet.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

memberitahu saya jika ini terdengar akrab. mari kita kembali ke tahun 1997, lebih khusus 31 Agustus dan fajar serie baru musim. didukung oleh jutaan minyak injeksi Massimo Moratti, di bawah-mencapai internazionale adalah tujuan ke dario Hubner dan brescia pada lembab, lengket musim panas karya seni. dengan 70 menit pada jam,lemparan terakhir manajer antar luigi simoni tentang dadu adalah untuk menyerahkan debut ke salah satu pendatang baru Moratti - yang bergigi tonggos Amerika Selatan dengan catatan fenomenal lebih dari tujuan permainan. itu debut yang akan berakhir gerhana bahwa hampir semua pemain lain untuk menarik pada hitam dan biru dari Nerazzurri, sebagai 20 menit dan dua Screamers tiga puluh meter kemudian,penggemar antar sedang menuju rumah dengan 3 poin, tetapi yang lebih penting, pahlawan baru. Sayangnya, ini hanya fana akan berjuang untuk mencapai ketinggian seperti itu lagi, sebagai puncak dari cedera akan menyabotase karier kita harus melihat kembali pada dengan heran. terdengar akrab belum? tidak, ini bukan cerita lain tentang megah ronaldo, melainkan meratapi kisah Uruguyan Álvaro Recoba,yang pernah dianggap sebagai pesepakbola paling berbakat dan sangat-dibayar di planet ini.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Katakan padaku jika ini terdengar akrab. Mari kita kembali ke tahun 1997, lebih khusus lagi 31 Agustus dan dawn Serie A musim baru. Didukung oleh Massimo Moratti Perminyakan-disuntikkan jutaan, di bawah pencapaian Internazionale adalah tujuan ke Dario Hubner dan Brescia pada musim panas lembab, lengket swan lagu. Dengan 70 menit pada jam, Inter manajer Luigi Simoni terakhir lemparan dadu adalah tangan debut ke salah satu pendatang baru Shaarawy 's-buck-toothed Amerika Selatan dengan fenomenal merekam lebih dari tujuan permainan. Itu adalah debut yang akan berakhir gerhana bahwa dari hampir semua pemain lain untuk menarik pada hitam dan biru dari Inter Milan, 20 menit dan dua tiga puluh meter screamers kemudian, Inter penggemar pulang ke rumah dengan 3 poin, tetapi lebih penting lagi, pahlawan baru. Sayangnya, ini mere fana akan berjuang untuk mencapai ketinggian seperti lagi, sebagai puncak dari cedera akan sabotase karir kita harus mencari kembali atas dengan keajaiban. Terdengar akrab belum? Tidak, ini tidak lain adalah cerita tentang Ronaldo megah, tetapi agak ratapan atas kisah Uruguyan Álvaro Recoba, yang pernah dianggap sebagai pemain paling berbakat dan sangat-dibayar di planet.