Penalty. The structure of penalty s

Penalty. The structure of penalty system may be different in the countries: can be various types of penalty
rate by the different tax subjects or different structure of penalty rates by the types of taxpayer. So, penalty
rates have been separately applied by the different tax subjects like the individual income tax, capital income
tax, value added tax etc. Furthermore, the penalty rates for each tax subject are differentiated by the different
types of evasion, like non‐filing, timely filing but under‐reporting, no bookkeeping of invoices, receipts etc. Or,
the penalty rates are differently applied to the types of taxpayers, depending upon their evaded behaviours. If
some taxpayers had the intentional evasions, the penalty rate is much higher than that of unintentional
evasions (Hyun, 2005). As two kinds of evaded behaviour are most common in analyze of tax compliance and
are timely filing but underreporting, and non‐filing. If the countries have the same system that tax authority
prosecutes some intentional and malicious tax evaders for criminal responsibility, after tax audit. This system
might play an important role in increasing the level of penalty rates for the behaviour of tax evasion. The
number of prosecuted cases by tax authority might be an important indicator to compare an additional
penalty rate between countries.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Penalti. Struktur sistem hukuman mungkin berbeda di negara-negara: bisa berbagai jenis hukuman
tingkat oleh subyek pajak yang berbeda atau struktur yang berbeda dari tarif penalti oleh jenis wajib pajak. Jadi, hukuman
tarif telah diterapkan secara terpisah oleh subyek pajak yang berbeda seperti pajak individu pendapatan, pendapatan modal
pajak, pajak pertambahan nilai dll Selain itu, tingkat hukuman untuk setiap mata pelajaran pajak dibedakan oleh berbagai
jenis penggelapan, seperti non-filing , pengajuan tepat waktu tetapi di bawah-pelaporan, tidak ada pembukuan faktur, kwitansi dll Atau,
tingkat hukuman yang berbeda diterapkan pada jenis wajib pajak, tergantung pada perilaku mereka menghindari. Jika
beberapa wajib pajak memiliki penghindaran disengaja, tingkat hukuman jauh lebih tinggi daripada yang tidak disengaja
penghindaran (Hyun, 2005). Sebagai dua jenis perilaku menghindari yang paling umum di menganalisis kepatuhan pajak dan
yang pengajuan tepat waktu tapi tidak dilaporkan, dan non-filing. Jika negara memiliki sistem yang sama bahwa otoritas pajak
menuntut beberapa wajib pajak yang disengaja dan berbahaya untuk tanggung jawab pidana, setelah pemeriksaan pajak. Sistem ini
mungkin memainkan peran penting dalam meningkatkan tingkat suku hukuman untuk perilaku penggelapan pajak. The
jumlah kasus dituntut oleh otoritas pajak mungkin menjadi indikator penting untuk membandingkan tambahan
tingkat hukuman antar negara.