Prambanan Temple Prambanan is the l

Prambanan Temple

Prambanan is the largest Hindu temple compound in Central Java in Indonesia, located approximately 18 km east of Yogyakarta. It is characterised by its tall and pointed architecture, typical of Hindu temple architecture, and by the 47 m high central building inside a large complex of individual temples. It was built around 850 CE by either Rakai Pikatan, king of the second Mataram Dynasty, or Balitung Maha Sambu, during the Sanjaya Dynasty. Not long after its construction, the temple was abandoned and began to deteriorate. Reconstruction of the compound began in 1918. The main building was completed in around 1953. Much of the original stonework has been stones and related at remote constructionsites. A temple will only be renault of at least 75% of the original stones are available, and the record only the foundation wall of most of the small sciences are now invisible and with no plans for their reconstruction

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Candi Prambanan Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar kompleks di Jawa Tengah di Indonesia, terletak sekitar 18 km timur Yogyakarta. Itu adalah ditandai oleh arsitektur tinggi dan ramping, khas arsitektur candi Hindu, dan pusat 47 m tinggi bangunan kompleks candi-candi individu. Dibangun sekitar 850 Masehi oleh Rakai Pikatan baik, raja dari dinasti Mataram yang kedua, atau Balitung Maha Sambu, selama dinasti Sanjaya. Tidak lama setelah konstruksi, Candi ditinggalkan dan mulai memburuk. Rekonstruksi kompleks dimulai pada 1918. Bangunan utama selesai pada sekitar tahun 1953. Banyak batu asli telah batu dan berhubungan di remote constructionsites. Sebuah kuil akan hanya menjadi renault dari sedikitnya 75% asli batu tersedia, dan catatan hanya dinding fondasi dari sebagian besar ilmu kecil sekarang tidak terlihat dan tidak ada rencana untuk rekonstruksi mereka

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Tengah di Indonesia, terletak sekitar 18 km sebelah timur dari Yogyakarta. Hal ini ditandai dengan arsitektur tinggi dan runcing, khas arsitektur candi Hindu, dan dengan 47 m tinggi bangunan utama di dalam kompleks besar kuil individu. Itu dibangun sekitar 850 Masehi oleh salah Rakai Pikatan, raja Dinasti Mataram kedua, atau Balitung Maha Sambu, selama Dinasti Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai memburuk. Rekonstruksi senyawa dimulai pada tahun 1918. Bangunan utama selesai pada sekitar tahun 1953. Sebagian besar batu asli telah batu dan terkait di constructionsites terpencil. Sebuah candi hanya akan renault minimal 75% dari batu asli yang tersedia, dan catatan hanya fondasi dinding sebagian besar ilmu kecil sekarang tak terlihat dan tanpa rencana untuk rekonstruksi mereka