Chevron is planning to spend $3 bil

Chevron is planning to spend $3 billion in Indonesia this year where Gengalo and Gehem should take a major part.
While Technip is performing the FEED for these two large FPUs, Chevron is completing the qualification process of the potential contractors to receive an invitation to bid (ITB) this quarter.
For this FEED , Technip has involved its Jakarta office in Indonesia and Houston office in Texas, USA.
In this gas and condensates production project, Chevron owns 80% and ENI 20%.
The Gendalo FPU will also treat the gas collected from Maha and Gandang fields. Therefore it should have a processing capacity of 420,000 mcf/d gas and 30,000 b/d oil
The Gehen FPU is designed to process 700 mcf/d gas and 25,000 b/d oil.
The gas and the condensates will be transported from the FPUs to the Santan Terminal, East Kalimantan through subsea pipelines. From there a part of the gas will be sold as such and another part will supply the Bontang LNG facility.
While only FPUs, their sizes, hundreds meters long and 25,000 t topsides weight have requested Chevron to proceed with a strict selection of the potential EPCs having at least experienced $1 billion offshore projects.
In this context three teams of contractors are in competition, each one having a South Korean player:
Hyundai Heavy Industry is supporting Saipem and the local Tripatra with the support of SMOE (Singapore) and Gunanusa (Indonesia)
STX Offshore is running for McDermott and the local Singgar Mulia
Daewoo Shipbuilding Marine & Engineering should take the hull from Petrofac, while PT Pal (Indonesia) and Nippon Steel would execute the top sides
In this competition the role of the Indonesian companies will also be critical as the regulation requests 35% of local content.
Since the hulls should be executed in South Korea, these 35% of local content should be closely selected with the local companies for the topsides.
In parallel of the FPUs, Worley Parsons Indonesia is performing the FEED for the subsea and Flowline system.
The completion of the FPUs is planned in 2016.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Chevron berencana untuk menghabiskan $3 miliar di Indonesia tahun ini dimana Gengalo dan Gehem harus mengambil sebagian besar
Technip sementara melaksanakan FEED untuk FPUs besar ini dua, Chevron adalah menyelesaikan proses kualifikasi kontraktor potensi untuk menerima undangan untuk tawaran (ITB) ini kuartal.
untuk FEED ini, Technip telah melibatkan kantor Jakarta di Indonesia dan Houston kantor di Texas, USA.
dalam proyek produksi yang gas dan condensates ini, Chevron memiliki 80% dan ENI 20%.
The Gendalo FPU juga akan mengobati gas yang dikumpulkan dari Maha dan Gandang bidang. Oleh karena itu harus memiliki kapasitas pengolahan 30.000 b/d minyak dan gas mcf d 420.000
The Gehen FPU dirancang untuk memproses gas 700 mcf/d dan 25,000 b/d minyak.
gas dan condensates akan diangkut dari FPUs ke Santan Terminal, Kalimantan Timur melalui pipa bawah laut. Dari sana bagian gas akan dijual seperti dan bagian lainnya akan menyediakan fasilitas Bontang LNG.
sementara hanya FPUs, ukuran mereka, ratusan meter panjang dan 25,000 t topside berat telah meminta Chevron untuk melanjutkan dengan pilihan ketat EPCs potensi yang mengalami setidaknya $1 miliar offshore proyek.
dalam konteks ini tiga tim kontraktor di kompetisi, masing-masing memiliki pemutar Korea Selatan:
Hyundai Heavy Industry mendukung Saipem dan Tripatra lokal dengan dukungan dari SMOE (Singapura) dan Gunanusa (Indonesia)
STX Offshore menjalankan McDermott dan lokal Singgar Mulia
& Daewoo kapal Marine teknik harus mengambil lambung dari Petrofac, sementara PT Pal (Indonesia) dan Nippon Steel akan menjalankan sisi atas
dalam kompetisi ini peran perusahaan Indonesia juga akan pentingnya peraturan permintaan 35% konten lokal.
sejak hulls harus dilaksanakan di Korea Selatan, ini 35% konten lokal harus erat dipilih dengan perusahaan lokal untuk topside.
secara paralel FPUs, Worley Parsons Indonesia melaksanakan FEED bawah laut dan pipa alir sistem.
penyelesaian FPUs direncanakan pada tahun 2016.