Cause and Effect are InferredCause

Cause and Effect are Inferred
Cause and effect relationships are normally inferred from observation, but are generally not something that can be observed directly.
Normally, the observer repeatedly observes Action A, followed by Effect B and conclude that B was caused by A. It is the consistent and unwavering repeatability of the cause followed by the effect that actually establishes a true cause – effect relationship.
For example: Kink a garden hose (action A), water flow stops (effect B), conclusion is kinking garden hose causes water to stop flowing. This cause and effect relationship is so well established that the person will immediately look for a kink in the hose if the flow is interrupted,
Accident investigations, however, involve the notion of backward causality, i.e., reasoning backward from Effect to Action.
The investigator observes Effect B (the bad outcome), assumes that it was caused by something and then tries to find out which preceding Action was the cause of it. Lacking the certainty of repeatability (unless the conditions are repeated) and a causal relationship can only be assumed because it seems plausible. [Hollnagel, 2004]10

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sebab dan akibat disimpulkanHubungan sebab dan akibat biasanya disimpulkan dari pengamatan, tapi umumnya tidak sesuatu yang dapat diamati secara langsung.Biasanya, pengamat berulang kali mengamati tindakan A, diikuti oleh B efek dan menyimpulkan bahwa B disebabkan oleh A. Ini adalah pengulangan konsisten dan tak tergoyahkan penyebab diikuti dengan efek yang benar-benar menetapkan menyebabkan benar-efek hubungan.Sebagai contoh: ketegaran sebuah taman selang aliran air (aksi A), berhenti (efek B), kesimpulan anti kerut selang air penyebab untuk berhenti mengalir. Hubungan sebab dan akibat ini begitu baik didirikan bahwa orang akan segera mencari ketegaran dalam selang jika aliran terganggu,Penyelidikan kecelakaan, bagaimanapun, melibatkan gagasan tentang kausalitas mundur, yaitu, penalaran mundur dari efek untuk bertindak.Penyidik mengamati efek B (hasil buruk), menganggap bahwa itu adalah disebabkan oleh sesuatu dan kemudian mencoba untuk menemukan keluar yang sebelumnya tindakan adalah penyebab dari itu. Kurang kepastian pengulangan (kecuali jika kondisi yang diulang-ulang) dan hubungan sebab-akibat hanya dapat diasumsikan karena tampaknya masuk akal. [Hollnagel, 2004] 10

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Penyebab dan Efek yang Disimpulkan
penyebab dan efek hubungan biasanya disimpulkan dari pengamatan, tetapi umumnya bukan sesuatu yang dapat diamati secara langsung.
Biasanya, pengamat berulang kali mengamati Action A, diikuti oleh Effect B dan menyimpulkan bahwa B disebabkan oleh A. Hal ini pengulangan yang konsisten dan tak tergoyahkan dari penyebab diikuti oleh efek yang benar-benar menetapkan penyebab sebenarnya - efek hubungan.
misalnya: Kink selang taman (tindakan A), aliran air berhenti (efek B), kesimpulan yang pengkusutan selang menyebabkan air berhenti mengalir. Sebab dan akibat hubungan ini begitu mapan bahwa orang tersebut akan segera mencari ketegaran dalam selang jika aliran terganggu,
investigasi kecelakaan, bagaimanapun, melibatkan gagasan kausalitas mundur, yaitu, penalaran mundur dari Efek to Action.
Penyidik mengamati Effect B (hasil buruk), mengasumsikan bahwa hal itu disebabkan oleh sesuatu dan kemudian mencoba untuk mencari tahu yang sebelumnya Action adalah penyebabnya. Kurang kepastian pengulangan (kecuali kondisi yang berulang) dan hubungan kausal hanya dapat diasumsikan karena tampaknya masuk akal. [Hollnagel, 2004] 10