Purchasing Power Parity is a core i

Purchasing Power Parity is a core international finance principle. It has been
viewed as a basis for international comparison of income and expenditures, an
equilibrium condition, an efficient arbitrage condition in goods and assets markets, and a
theory of exchange rate determination. Results of empirical analysis of PPP can have
important implications in exchange rate policy. The concept of PPP has been the subject
of numerous such studies but there is some disagreement on its validity. This paper
investigates the existence of PPP by means of a US-China case study and a cross-country
analysis of 79 countries across different continents with varying economic status. The
data rejects the PPP hypothesis under the US-China case study. In contrast, PPP is proven
under the cross-country analysis. The failure to prove PPP under the former can have
policy implications in light of the perceived undervaluation of the Chinese yuan relative
to the US dollar.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Purchasing Power Parity adalah prinsip keuangan internasional utama. Sudah melihat sebagai dasar untuk perbandingan internasional pendapatan dan pengeluran, kondisi kesetimbangan, kondisi efisien arbitrasi di pasar barang dan aset, dan teori penentuan nilai tukar. Hasil analisis empiris PPP dapat memiliki implikasi yang penting dalam kebijakan nilai tukar. Konsep PPP telah menjadi subyek banyak studi tersebut, tetapi ada beberapa ketidaksepakatan pada keabsahannya. Karya ini menyelidiki keberadaan PPP melalui studi kasus AS-Cina dan lintas-alam Analisis 79 negara di seluruh benua yang berbeda dengan berbagai status ekonomi. The data menolak hipotesis PPP di bawah studi kasus AS-Cina. Sebaliknya, PPP terbukti di bawah analisis lintas negara. Kegagalan untuk membuktikan PPP di bawah mantan dapat memiliki implikasi kebijakan dalam terang sehingga mereka kurang menghargaisumber dianggap relatif yuan Cina hanya US Dollar.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Purchasing Power Parity adalah prinsip keuangan internasional inti. Telah
dilihat sebagai dasar untuk perbandingan internasional pendapatan dan pengeluaran, sebuah
kondisi ekuilibrium, kondisi arbitrase efisien dalam barang dan aset pasar, dan
teori penentuan nilai tukar. Hasil analisis empiris PPP dapat memiliki
implikasi penting dalam kebijakan nilai tukar. Konsep PPP telah menjadi subyek
dari banyak penelitian seperti itu tetapi ada beberapa perbedaan pendapat tentang validitasnya. Makalah ini
menyelidiki keberadaan PPP melalui studi kasus AS-China dan lintas negara
analisis dari 79 negara di benua yang berbeda dengan berbagai status ekonomi. The
Data menolak hipotesis PPP di bawah studi kasus AS-China. Sebaliknya, PPP terbukti
di bawah analisis lintas-negara. Kegagalan untuk membuktikan PPP di bawah mantan dapat memiliki
implikasi kebijakan dalam terang kurang menghargai dirasakan yuan relatif China
terhadap dolar AS.