Jabari was referred to a mental hea

Jabari was referred to a mental health service with depression resulting from unemployment. He had lost his job some months previously and had since made many unsuccessful applications for similar jobs. In is family, it was regarded as an important responsibility for men to be employed, and Jabari’s father was particularly critical of this failure to work. Although Jabari did voluntary work for a local charity teaching new migrants English, and had started to take information technology classes at the local college, encouraged to do by his employment adviser as a useful contribution to his skills, his father did not feel that this was making a contribution to the family. Jabari found that he enjoyed the voluntary work and considered that he might train as a teacher; however, his father and brothers felt that this was not man’s work, and it would mean a long period before the could earn a good income again.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Jabari ini disebut suatu layanan kesehatan jiwa dengan depresi yang dihasilkan dari pengangguran. Ia telah kehilangan pekerjaannya beberapa bulan sebelumnya dan karena telah membuat aplikasi gagal untuk pekerjaan yang sama. Dalam keluarga, itu dianggap sebagai tanggung jawab penting bagi laki-laki untuk dipekerjakan, dan Jabari's ayah adalah sangat kritis terhadap kegagalan ini untuk bekerja. Meskipun Jabari melakukan pekerjaan sukarela untuk amal lokal mengajar pendatang baru bahasa Inggris, dan mulai untuk mengambil informasi teknologi kelas di perguruan tinggi setempat, didorong untuk melakukan oleh penasihatnya pekerjaan sebagai sumbangan yang berguna untuk keterampilan, ayahnya tidak merasa bahwa ini adalah membuat kontribusi kepada keluarga. Jabari menemukan bahwa ia menikmati pekerjaan sukarela dan dianggap bahwa ia mungkin melatih sebagai guru; Namun, ayah dan saudara-saudara merasa bahwa ini bukanlah pekerjaan laki-laki, dan itu berarti jangka panjang sebelum bisa mendapatkan pendapatan yang baik lagi.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Jabari dirujuk ke layanan kesehatan mental dengan depresi akibat pengangguran. Dia telah kehilangan pekerjaannya beberapa bulan sebelumnya dan telah sejak membuat banyak aplikasi gagal untuk pekerjaan yang sama. Dalam keluarga, itu dianggap sebagai tanggung jawab yang penting bagi pria untuk dipekerjakan, dan ayah Jabari adalah sangat kritis kegagalan ini untuk bekerja. Meskipun Jabari melakukan pekerjaan sukarela untuk amal lokal mengajar pendatang baru Inggris, dan telah mulai mengambil kelas teknologi informasi di perguruan tinggi setempat, didorong untuk melakukan oleh penasihat kerja sebagai kontribusi yang berguna untuk keterampilan, ayahnya tidak merasa bahwa ini adalah membuat kontribusi untuk keluarga. Jabari menemukan bahwa ia menikmati pekerjaan sukarela dan dianggap bahwa ia mungkin melatih sebagai guru; Namun, ayah dan saudara-saudaranya merasa bahwa ini bukanlah karya manusia, dan itu berarti waktu yang lama sebelum bisa mendapatkan penghasilan yang baik lagi.