The problem of absolute and relativ

The problem of absolute and relative gains divides neoliberal institutionalism and structural realism. The former assumes states focus primarily on their absolute gains and emphasizes the prospects for cooperation. The latter supposes states are largely concerned with relative gains and emphasizes the prospects for conflict. Existing work in international relations theory generally traces the differences between these two theories to different assumptions about states' preferences. Using a simple game-theoretic model, this essay offers a reformulation of the problem of absolute and relative gains that links changes in the states' behavior, the feasibility of cooperation, and especially the states' concern for relative versus absolute gains explicitly to changes in the constraints facing the states. Many of the differences between neoliberal institutionalism and structural realism appear as special cases of the model.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Masalah keuntungan mutlak dan relatif membagi neoliberal institutionalism dan realisme struktural. Mantan mengasumsikan Serikat fokus terutama pada mutlak mereka keuntungan dan menekankan prospek untuk kerjasama. Yang terakhir mengandaikan Serikat prihatin terutama dengan keuntungan relatif dan menekankan prospek untuk konflik. Kerja yang ada dalam hubungan internasional teori umumnya jejak perbedaan antara dua teori ini ke asumsi-asumsi yang berbeda tentang negara preferensi. Menggunakan model teori permainan sederhana, esai ini menawarkan reformulation dari masalah mutlak dan relatif keuntungan yang menghubungkan perubahan dalam perilaku negara, kelayakan kerjasama, dan terutama negara-negara kekhawatiran relatif versus mutlak keuntungan secara eksplisit untuk perubahan dalam kendala-kendala yang dihadapi negara. Banyak perbedaan antara neoliberal institutionalism dan struktural realisme muncul sebagai kasus khusus dari model.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Masalah keuntungan absolut dan relatif membagi institusionalisme neoliberal dan realisme struktural. Mantan mengasumsikan negara fokus terutama pada keuntungan mutlak dan menekankan prospek kerjasama. Yang terakhir ini mengandaikan negara yang sebagian besar berkaitan dengan keuntungan relatif dan menekankan prospek konflik. Kerja yang ada dalam teori hubungan internasional umumnya menelusuri perbedaan antara kedua teori untuk asumsi yang berbeda tentang preferensi negara '. Menggunakan model teori permainan sederhana, esai ini menawarkan reformulasi masalah keuntungan absolut dan relatif yang menghubungkan perubahan di negara-negara 'perilaku, kelayakan kerja sama, dan terutama negara-negara' kepedulian keuntungan relatif dibandingkan mutlak eksplisit perubahan kendala yang dihadapi negara-negara. Banyak perbedaan antara institusionalisme neoliberal dan realisme struktural muncul sebagai kasus khusus dari model.