Groundnut (Arachis hypogaea L.), al

Groundnut (Arachis hypogaea L.), also known as peanut, is an important oil, food, and feed legume crop grown in over 100 countries. It covered 24 million ha area worldwide with a total production of 38 million tons in 2010 (FAOSTAT, 2010). In the last decade (2000–2010), the global groundnut production increased marginally. More than half of the production area, which accounts for 70% of the groundnut growing area fall under arid and semi-arid regions, where groundnuts are frequently subjected to drought stresses for different duration and intensities (Reddy et al., 2003). Drought induced by soil water deficit can be defined as a state where a dry soil (due to lake of rain or delayed irrigation) causes a substantial reduction in crop performance in terms of plant survival, economic yield or crop quality (Hall, 2001). Yield losses due to drought are highly variable in nature depending on timing, intensity, and duration, coupled with other location-specific environmental stress factors such as high irradiance and temperature (Kambiranda, et al., 2011).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.), juga dikenal sebagai kacang, adalah minyak yang penting, makanan, dan tanaman kacang-kacangan pakan yang tumbuh di lebih dari 100 negara. Menutupi 24 juta ha area di seluruh dunia dengan produksi total 38 juta ton pada tahun 2010 (FAOSTAT, 2010). Dalam dekade terakhir (2000 – 2010), produksi kacang tanah global meningkat pesat. Lebih dari setengah dari daerah produksi, yang account untuk 70% dari kacang tanah yang tumbuh daerah jatuh di bawah daerah yang gersang dan gersang, mana kacang tanah sering terkena kekeringan tekanan untuk durasi yang berbeda dan intensitas (Reddy et al., 2003). Kekeringan yang disebabkan oleh kekurangan air tanah dapat didefinisikan sebagai negara mana tanah kering (karena Danau hujan atau tertunda irigasi) menyebabkan pengurangan substansial dalam tanaman kinerja dalam hal kelangsungan hidup tanaman, hasil ekonomi atau kualitas tanaman (Hall, 2001). Kehilangan hasil akibat kekeringan sangat bervariasi di alam tergantung pada waktu, intensitas dan durasi, ditambah dengan faktor-faktor stres lingkungan lokasi tertentu lainnya seperti irradiance tinggi dan suhu (Kambiranda, et al., 2011).

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.), juga dikenal sebagai kacang, adalah minyak, makanan, dan tanaman pakan legum penting tumbuh di lebih dari 100 negara. Menutupi 24 juta ha di seluruh dunia dengan total produksi 38 juta ton pada tahun 2010 (FAOSTAT, 2010). Dalam dekade terakhir (2000-2010), produksi kacang tanah global yang meningkat sedikit. Lebih dari setengah dari area produksi, yang menyumbang 70% dari kacang tanah tumbuh daerah jatuh di bawah wilayah arid dan semi-kering, di mana kacang tanah sering mengalami tegangan kekeringan untuk durasi yang berbeda dan intensitas (Reddy et al., 2003). Kekeringan yang disebabkan oleh tanah defisit air dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana tanah kering (karena danau hujan atau tertunda irigasi) menyebabkan pengurangan substansial dalam kinerja tanaman dalam hal kelangsungan hidup tanaman, hasil ekonomi atau kualitas tanaman (Hall, 2001). kehilangan hasil karena kekeringan sangat bervariasi di alam tergantung pada waktu, intensitas, dan durasi, ditambah dengan faktor stres lingkungan lokasi tertentu lainnya seperti radiasi tinggi dan suhu (Kambiranda, et al., 2011).