Events in the early 2000s cast a pa

Events in the early 2000s cast a pall over
Indonesia’s 47,000 Islamic schools. Just a few years earlier, in the late
1980s, the state Islamic university system had initiated curricular reforms
that transformed it into one of the most forward-looking in the
entire Muslim world.1 In the 1990s, students and faculty from the same
system played a proud role in Indonesia’s democracy movement, one
of the largest the Muslim world has ever seen.2 Following the collapse
of President Soeharto’s “New Order” regime (1966–May 1998), however,
radical Islamist paramilitaries (laskar) with ties to conservative
Islamist boarding schools (pesantren) sprang up in cities and towns
across the country. In a few places, the militants got into pitched street
fights with Christians, democracy activists, and the local police. Several
dozen Islamic boarding schools also initiated campaigns to dispatch
mujahidin fighters from Java and Sumatra to the eastern Indonesian
provinces of Maluku and north Maluku, where, from 1999 to 2003,
almost ten thousand people died in fierce Christian-Muslim violence.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Peristiwa di awal 2000-an melemparkan selubung atasSekolah Islam 47.000 Indonesia. Hanya beberapa tahun sebelumnya, pada akhir1980-an, negara sistem Universitas Islam telah dimulai kurikuler reformasiitu berubah menjadi salah satu paling berwawasan ke depan diseluruh world.1 Muslim di the 1990-an, mahasiswa dan Fakultas dari yang samasistem memainkan peran bangga dalam gerakan demokrasi di Indonesia, salah satuyang terbesar dunia Muslim telah pernah mengikuti keruntuhan seen.2dari Presiden Soeharto "" Orde Baru (1966 – Mei 1998), bagaimanapun,paramiliter Islam radikal (laskar) dengan ikatan dengan konservatifSekolah-sekolah asrama Islam (pesantren) bermunculan di kota-kotadi seluruh negeri. Di beberapa tempat, para militan masuk ke bernada streetperkelahian dengan orang Kristen, aktivis demokrasi, dan polisi setempat. Beberapalusin Pesantren juga memulai kampanye untuk pengirimanpejuang mujahidin dari Jawa dan Sumatra untuk Indonesia TimurProvinsi Maluku dan Maluku Utara dimana, dari tahun 1999 hingga 2003,hampir sepuluh ribu orang tewas dalam kekerasan Kristen-Muslim yang sengit.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Acara di awal 2000-an melemparkan selubung di atas
47.000 sekolah-sekolah Islam di Indonesia. Hanya beberapa tahun sebelumnya, pada akhir
tahun 1980-an, negara sistem universitas Islam telah memulai reformasi kurikuler
yang mengubahnya menjadi salah satu yang paling berwawasan ke depan dalam
seluruh dunia.1 Muslim Pada 1990-an, mahasiswa dan fakultas dari sama
sistem dimainkan peran bangga dalam gerakan demokrasi di Indonesia, salah satu
yang terbesar di dunia Muslim memiliki pernah seen.2 Setelah runtuhnya
dari "Orde Baru" rezim Presiden Soeharto (1966-Mei 1998), namun,
paramiliter Islam radikal (laskar) yang memiliki hubungan dengan konservatif
pesantren Islam (pesantren) bermunculan di kota-kota dan kota-kota
di seluruh negeri. Di beberapa tempat, para militan masuk ke jalan bernada
berkelahi dengan orang-orang Kristen, aktivis demokrasi, dan polisi setempat. Beberapa
lusin Islam pesantren juga memprakarsai kampanye untuk mengirimkan
pejuang mujahidin dari Jawa dan Sumatera ke Indonesia bagian timur
provinsi Maluku dan Maluku utara, di mana, 1999-2003,
hampir sepuluh ribu orang tewas dalam kekerasan Kristen-Muslim sengit.