ResultsOf 1,854 employees, 59.2 per

Results
Of 1,854 employees, 59.2 percent were male and 40.8% were female. Looking at their
educational background, 10.8 percent graduated from secondary school, 43.7 percent
graduated from high school, 24.9 percent have an associate degree, 18.8 percent have
an undergraduate degree and 1.8 percent have a graduate degree. Regarding the
duration of their employment in the tourism sector, 20.2 percent of the employees had
been employed in the tourism sector for two or fewer years, 37.4 percent for 3-5 years,
26.2 percent for 6-8 years, 12.1 percent for 9-11 years, and 4.4 percent for 12 years
and/or more.
In the study, the percentage-frequency and arithmetic mean of the perceptions of the
employees were estimated and interpreted for each statement in the questionnaire
regarding their behavioral and psychological empowerment perceptions and job
satisfaction levels, which paved the way for a detailed analysis for each statement in
Employee job
satisfaction
789
the scales under consideration. “To be able to communicate with the managers anytime
they want”, “To be assured that special attention is paid to providing the necessary
physical resources”, “To be encouraged in teamwork and to be supported by the
manager in problem solving processes” are among the points the employees reported
as having the lowest level. It was found that the topics that the respondents rated as
negative generally centered on being assigned responsibility and autonomy. When
statements regarding the behavioral dimension of empowerment are considered, it can
be said that these practices generally have their roots in management policy on the part
of the manager.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Hasil1.854 karyawan, 59,2 persen adalah pria dan 40. 8% adalah perempuan. Melihat merekalatar belakang pendidikan, 10,8% lulusan sekolah menengah, 43.7 persenlulus dari sekolah tinggi, 24,9 persen memiliki gelar associate, 18,8 persen memilikigelar sarjana dan 1.8 persen memiliki gelar sarjana. Mengenaijangka waktu mereka pekerjaan di sektor pariwisata, 20.2 persen karyawan memilikitelah digunakan di sektor pariwisata untuk dua atau lebih sedikit tahun, 37.4 persen selama 3-5 tahun,26,2 persen selama 6-8 tahun, 12,1 persen untuk 9-11 tahun, dan 4,4 persen selama 12 tahunatau lebih.Dalam studi, persentase frekuensi dan mean aritmetik persepsikaryawan yang diperkirakan dan ditafsirkan untuk setiap pernyataan dalam kuesionermengenai perilaku dan psikologis pemberdayaan persepsi dan pekerjaan merekatingkat kepuasan, yang diaspal jalan untuk analisis rinci untuk setiap pernyataan diPekerjaan karyawankepuasan789Timbangan di bawah pertimbangan. "Untuk dapat berkomunikasi dengan para manajer Kapan sajamereka ingin","untuk meyakinkan bahwa perhatian khusus diberikan untuk menyediakan yang diperlukansumber daya fisik"," didorong dalam kerja tim dan harus didukung olehManajer dalam proses pemecahan masalah"di antara poin karyawan melaporkanmemiliki tingkat terendah. Telah ditemukan bahwa topik yang responden dinilai sebagainegatif biasanya terpusat pada diberi tanggung jawab dan otonomi. Kapanpernyataan mengenai perilaku dimensi pemberdayaan dianggap, itu bisadikatakan bahwa praktek-praktek ini umumnya memiliki akar mereka dalam kebijakan manajemen pada bagianManajer.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Hasil
Dari 1.854 karyawan, 59,2 persen adalah laki-laki dan 40,8% adalah perempuan. Melihat mereka
latar belakang pendidikan, 10,8 persen lulusan sekolah menengah, 43,7 persen
lulus dari sekolah tinggi, 24,9 persen memiliki gelar associate, 18,8 persen memiliki
gelar sarjana dan 1,8 persen memiliki gelar sarjana. Mengenai
durasi kerja mereka di sektor pariwisata, 20,2 persen dari karyawan yang
telah bekerja di sektor pariwisata selama dua atau lebih sedikit tahun, 37,4 persen untuk 3-5 tahun,
26,2 persen untuk 6-8 tahun, 12,1 persen untuk 9- 11 tahun, dan 4,4 persen selama 12 tahun
dan / atau lebih.
Dalam studi tersebut, persentase frekuensi dan aritmatika mean dari persepsi
karyawan diperkirakan dan diinterpretasikan untuk setiap pernyataan dalam kuesioner
mengenai persepsi pemberdayaan perilaku dan psikologis mereka dan pekerjaan
tingkat kepuasan, yang membuka jalan bagi analisis rinci untuk setiap pernyataan di
Karyawan pekerjaan
kepuasan
789
timbangan di bawah pertimbangan. "Untuk dapat berkomunikasi dengan manajer kapan saja
mereka inginkan", "Untuk yakinlah bahwa perhatian khusus dibayar untuk menyediakan diperlukan
sumber daya fisik", "Untuk mendorong kerja tim dan harus didukung oleh
manajer dalam proses pemecahan masalah" yang antara poin karyawan dilaporkan
sebagai memiliki tingkat terendah. Ditemukan bahwa topik yang responden dinilai sebagai
negatif umumnya berpusat pada ditugaskan tanggung jawab dan otonomi. Ketika
pernyataan mengenai dimensi perilaku pemberdayaan dianggap, dapat
dikatakan bahwa praktek-praktek ini umumnya memiliki akar dalam kebijakan manajemen pada bagian
dari manajer.