From the player perspective, the le

From the player perspective, the least he should be willing to accept in salary should
be his next-best employment value, or reservation wage (Quirk & Fort, 1992). The
reservation wage for some players may very well approach the minimum salary set forth
in a collective bargaining agreement. The more competitive the free agent market, the
more convergent the reservation wage and the MRP should be. The more substitutes
that exist for a player's talent and the more players of equitable value available in the
market, the higher the bargaining power of the team can be. In such situations, the
consequent salary will be closer to the player’s reservation wage. The greater the
perceived uniqueness of ability or drawing power of the player (rarity and
inimitability), the greater his individual bargaining position, resulting in a salary closer
to his MRP. However, the dynamics of the salary cap can manipulate this situation.
Without a cap, in a truly free market, the reservation wage and the MRP would be
expected to converge. The actual effect is incongruent from what we expect in a free
market exchange because the salary cap, as an absolute limit to (aggregate) market
spending, can reduce the bargaining power of a player with respect to that of a team at
or near that year’s limit. This may serve to create and maintain a significant differential
between his reservation wage with a team that has more room under the cap limit – a
wage which may in fact be higher and closer to the player’s true market value.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dari perspektif pemain, setidaknya dia harus bersedia untuk menerima gaji harusmenjadi nilai pekerjaan berikutnya-best, atau reservasi upah (Quirk & Fort, 1992). Thereservasi upah bagi beberapa pemain sangat baik dapat mendekati gaji minimum yang ditetapkankesepakatan tawar-menawar kolektif. Semakin kompetitif agen bebas pasar,lebih konvergen upah reservasi dan MRP harus. Pengganti lainyang ada untuk pemain bakat dan pemain lain nilai adil yang tersedia dalampasar, semakin tinggi daya tawar tim dapat. Dalam situasi seperti itu,konsekuen gaji akan lebih dekat ke pemain reservasi upah. Semakin besardirasakan keunikan kemampuan atau menggambar daya pemain (kelangkaan danmukjizat), semakin tinggi posisi tawar individu, mengakibatkan gaji lebih dekatuntuk MRP nya. Namun, dinamika gaji topi dapat memanipulasi situasi ini.Tanpa topi, di pasar benar-benar bebas, upah reservasi dan MRP akandiharapkan untuk berkumpul. Efek yang sebenarnya selaras dari apa yang kita harapkan dalam gratispasar asing karena gaji topi, sebagai batas absolut ke pasar (agregat)pengeluaran, dapat mengurangi daya tawar seorang pemain sehubungan dengan bahwa dari sebuah tim diatau di dekat batas tahun itu. Ini dapat berfungsi untuk menciptakan dan memelihara diferensial signifikanantara gajinya reservasi dengan sebuah tim yang memiliki lebih banyak ruang di bawah batas topi-wage which may in fact be higher and closer to the player’s true market value.