Regional economics is a relatively

Regional economics is a relatively young branch of economics. Its late start exemplifies the regrettable tendency of formal professional disciplines to lose contact with one another and to neglect some important problem areas that require a mixture of approaches. Until fairly recently, traditional economists ignored the where question altogether, finding plenty of problems to occupy them without giving any spatial dimension to their analysis. Traditional geographers, though directly concerned with what is where, lacked any real technique of explanation in terms of human behavior and institutions to supply the why, and resorted to mere
description and mapping. Traditional city planners, similarly limited, remained preoccupied with the physical and aesthetic aspects of idealized urban layouts.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Ekonomi daerah adalah cabang relatif muda ekonomi. Yang mulai akhir mencontohkan kecenderungan disesalkan disiplin profesional formal untuk kehilangan kontak dengan satu sama lain dan untuk mengabaikan beberapa masalah penting daerah yang memerlukan campuran pendekatan. Sampai cukup baru-baru ini, ekonom tradisional diabaikan mana pertanyaan sama sekali, menemukan banyak masalah untuk menduduki mereka tanpa memberikan dimensi spasial analisis mereka. Ahli geografi tradisional, meskipun secara langsung berkaitan dengan apa yang mana, kekurangan teknik apapun nyata penjelasan perilaku manusia dan lembaga-lembaga untuk menyediakan mengapa, dan terpaksa mereDeskripsi dan pemetaan. Perencana kota tradisional, demikian pula terbatas, tetap sibuk dengan aspek fisik dan estetika layout perkotaan yang ideal.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ekonomi regional adalah cabang yang relatif muda ekonomi. Akhir yang mulai mencontohkan kecenderungan disesalkan disiplin formal profesional kehilangan kontak dengan satu sama lain dan mengabaikan beberapa masalah daerah penting yang memerlukan campuran pendekatan. Sampai akhir-akhir, ekonom tradisional mengabaikan mana pertanyaan sama sekali, menemukan banyak masalah kesibukan tanpa memberikan dimensi spasial untuk analisis mereka. Geografi tradisional, meskipun secara langsung berkaitan dengan apa yang mana, tidak memiliki teknik nyata penjelasan dalam hal perilaku dan institusi manusia untuk memasok mengapa, dan terpaksa hanya
deskripsi dan pemetaan. Perencana kota tradisional, sama terbatas, tetap sibuk dengan aspek fisik dan estetika ideal layout perkotaan.