After the business relationship bet

After the business relationship between the two firms failed, AECL went on to build the Therac-25 based on a new design concept. Unlike the Therac-6 and Therac-20, which operated without significant computer controls, computer software was used to both control and monitor the Therac-25 accelerator.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Setelah gagal hubungan bisnis antara dua perusahaan, AECL melanjutkan untuk membangun Therac-25 yang didasarkan pada konsep desain baru. Tidak seperti Therac-6 dan Therac-20, yang beroperasi tanpa kontrol signifikan komputer, perangkat lunak komputer digunakan untuk mengendalikan dan memantau accelerator Therac-25.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Setelah hubungan bisnis antara kedua perusahaan gagal, AECL melanjutkan untuk membangun Therac-25 didasarkan pada konsep desain baru. Berbeda dengan Therac-6 dan Therac-20, yang dioperasikan tanpa kontrol komputer yang signifikan, perangkat lunak komputer digunakan untuk kontrol dan memantau akselerator Therac-25.