We were unable to follow up these r

We were unable to follow up these results with hierarchical regression analyses because our sample sizes for relationships involving the criteria were less than 31. However, the pattern of correlations suggests that the TKML may be a better predictor of leadership effectiveness than the CMT. Our measure of verbal ability did not correlate significantly with any of the effectiveness ratings. Although the battalion level results are based on a relatively smaller sample, they are consistent with our findings at the company and platoon levels, and suggest that tacit knowledge for military leadership has some relevance to leadership effectiveness. We also found that from the subordinate's perspective, battalion commanders' tacit knowledge for management is related to their perceived effectiveness. This finding is consistent with Army doctrine and our earlier findings, which both indicate that part of the battalion commander's role involves managing a complex system. The construct validation results also provided insight about the nature of tacit knowledge for military leaders. At all three levels, leaders who possessed greater tacit knowledge were rated as more effective by their superiors. For platoon leaders andbattalion commanders, we found that the overall score on the TKML was predictive of effectiveness ratings, while for company commanders it was the subscale score on questions dealing with managing the boss that was predictive of superiors' ratings. The finding that officers who possessed tacit knowledge were viewed by their bosses as more effective leaders makes sense, given the way we scored the TKML. The expert profiles used to score the TKML were based on responses from officers who were designated as highly successful leaders. Their designation as successful was based on performance evaluations made by their superiors. Therefore, we would expect there to be some relationship between those who have greater tacit knowledge, as determined by their resemblance to the experts, and those who are rated as more effective by their superiors.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kami tidak dapat untuk menindaklanjuti hasil ini dengan analisis regresi hirarkis karena ukuran sampel kami untuk hubungan yang melibatkan kriteria kurang dari 31. Namun, pola korelasi menunjukkan bahwa TKML mungkin prediktor kepemimpinan efektivitas lebih baik daripada CMT. Kami mengukur kemampuan verbal Apakah tidak berkorelasi secara signifikan dengan salah satu penilaian efektivitas. Meskipun hasil tingkat Batalyon didasarkan pada sampel yang relatif kecil, mereka konsisten dengan temuan kami di tingkat perusahaan dan peleton, dan menyarankan bahwa diam-diam pengetahuan untuk kepemimpinan militer memiliki beberapa relevansi efektivitas kepemimpinan. Kami juga menemukan bahwa dari perspektif subordinat, Komandan Batalyon diam-diam pengetahuan manajemen terkait dengan efektivitas mereka dirasakan. Temuan ini konsisten dengan doktrin tentara dan temuan kami sebelumnya, yang kedua menunjukkan bahwa bagian dari peran komandan batalion melibatkan mengelola sistem yang kompleks. Hasil validasi membangun juga memberikan wawasan tentang sifat diam-diam pengetahuan untuk para pemimpin militer. Semua tiga tingkat, pemimpin yang memiliki pengetahuan diam-diam dinilai sebagai lebih efektif oleh atasan mereka. Untuk andbattalion Pemimpin peleton komandan, kita menemukan bahwa Skor keseluruhan pada TKML adalah prediktif peringkat efektivitas, sementara untuk perusahaan komandan itu Skor subscale pada pertanyaan yang berhubungan dengan pengelolaan bos yang prediktif atasannya peringkat. Menemukan bahwa petugas yang dimiliki diam-diam pengetahuan dipandang oleh bos mereka sebagai pemimpin yang lebih efektif akal, mengingat cara kami mencetak TKML. Profil ahli yang digunakan untuk Skor TKML berdasarkan tanggapan dari petugas yang telah ditetapkan sebagai pemimpin yang sangat sukses. Mereka penunjukan sebagai sukses didasarkan pada evaluasi kinerja yang dilakukan oleh atasan mereka. Oleh karena itu, kita akan berharap ada beberapa hubungan antara mereka yang memiliki pengetahuan diam-diam yang lebih besar, seperti yang ditentukan oleh keserupaan mereka kepada para ahli, dan mereka yang dinilai sebagai lebih efektif oleh atasan mereka.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Kami tidak dapat menindaklanjuti hasil ini dengan regresi hirarkis analisis karena ukuran sampel untuk hubungan yang melibatkan kriteria yang kurang dari 31. Namun, pola korelasi menunjukkan bahwa TKML mungkin prediktor yang lebih baik dari efektivitas kepemimpinan dari CMT. Ukuran kami kemampuan verbal tidak berkorelasi secara signifikan dengan salah satu peringkat efektivitas. Meskipun hasil tingkat batalion didasarkan pada sampel yang relatif kecil, mereka konsisten dengan temuan kami di tingkat perusahaan dan pleton, dan menyarankan bahwa pengetahuan tacit untuk kepemimpinan militer memiliki relevansi dengan efektivitas kepemimpinan. Kami juga menemukan bahwa dari perspektif bawahan, pengetahuan tacit batalion komandan 'untuk manajemen terkait dengan efektivitas mereka dirasakan. Temuan ini konsisten dengan Army doktrin dan temuan kami sebelumnya, yang keduanya menunjukkan bahwa bagian dari peran komandan batalion melibatkan mengelola sistem yang kompleks. Hasil validasi konstruk juga memberikan wawasan tentang sifat pengetahuan tacit bagi para pemimpin militer. Pada tingkat ketiga, pemimpin yang memiliki pengetahuan tacit yang lebih besar yang dinilai lebih efektif oleh atasan mereka. Bagi para pemimpin peleton andbattalion komandan, kami menemukan bahwa skor keseluruhan pada TKML adalah prediksi dari penilaian efektivitas, sedangkan untuk komandan perusahaan itu skor subskala pada pertanyaan yang berhubungan dengan pengelolaan bos yang prediksi peringkat atasan '. Temuan bahwa petugas yang memiliki pengetahuan tacit yang dilihat oleh bos mereka sebagai pemimpin yang lebih efektif masuk akal, mengingat cara kami mencetak TKML tersebut. Profil ahli digunakan untuk mencetak TKML didasarkan pada tanggapan dari petugas yang ditunjuk sebagai pemimpin yang sangat sukses. Penunjukan mereka sebagai sukses didasarkan pada evaluasi kinerja yang dilakukan oleh atasan mereka. Oleh karena itu, kita akan mengharapkan ada menjadi beberapa hubungan antara orang-orang yang memiliki pengetahuan tacit yang lebih besar, seperti yang ditentukan oleh kemiripan mereka dengan ahli, dan mereka yang dinilai lebih efektif oleh atasan mereka.