Pertanyaan:1. Apa teori yang dipakai untuk menganalisis cerpen ini?Teori yang dipakai untuk menganilisi cerpen “Aṭ-Ṭājin Waṣala..!” adalah teori struktural Robert Stanton. Teori struktural adalah teori yang memandang karya sastra sebagai struktur yang bulat dan utuh, yang terdiri atas beberapa unsur yang saling. berkaitan satu dengan yang lainnya.2. Bagaimana metodenya? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural. Realisasi dari metode tersebut adalah mengungkapkan dan menguraikan unsur instrinsik dalam cerpen “Aṭ Ṭājin Waṣala” dan menjelaskan keterkaitan antarunsurnya yaitu fakta cerita, sarana cerita, dan tema.3. Mengapa memilih cerpen “Aṭ-Ṭājin Waṣala..!” karya Taufiq al-Hakim? Karena Taufiq al-Hakim merupakan salah satu sastrawan yang hebat di dunia Arab. Ia merupakan sastrawan yang sangat kritis dengan konteks sosial.4. Apa itu peastres? Peastre adalah nilai mata uang Negara Mesir sebelum pound Mesir/Junaih. Nilai peastre lebih kecil dari pada Pound Mesir, karena setiap 1 Pound Mesir dibagi menjadi 100 Peastre.5. Mengapa tema cerpen tidak tentang kezaliman, padahal dalam cerpen ini sering disebut “orang yang terzalimi”? Dalam menentukan tema, terdapat beberapa kriteria yang dapat diikuti, yaitu: (1) mempertimbangkan berbagai detail menonjol, (2) tidak terpengaruh oleh detail cerita yang saling berkontradiksi, (3) tidak sepenuhnya bergantung pada bukti-bukti yang tidak secara jelas diutarakan, (4) diujarkan secara jelas oleh cerita yang bersangkutan. Pengambilan tema cerpen “Aṭ-Ṭājin Waṣala..!” dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria dengan fokus mempertimbangkan detail menonjol sehingga kezaliman bukan tema karena kezaliman bukan detail menonjol dan bukan konflik yang menjadi alur cerita.6. Apa latar belakang cerpen ini ditulis?Latar belakang ditulisnya novel ini adalah ketika terjadi revolusi mesir yang sebelumnya dipimpin oleh Jamal Abdul Nasheer, presiden Mesir yang banyak melakukan korupsi dan nepotisme. Ketika itu masyarakat Mesir menderita dan banyak yang kelaparan karena presiden tidak memperhatikan nasibnya.7. Apa benar “Hajibul-Jalsah” jika diterjemahkan menjadi Pengatur Sidang?8. Apa isi cerpen “Aṭ-Ṭājin Waṣala..!” ? Cerpen ini menceritakan kehidupan para tokoh (Hakim al-Bandar, Hakim Itay al-Barud, dan Jaksa) yang selalu menyibukkan diri dengan makanan. mereka menganggap urusan makanan lebih penting daripada urusan pekerjaannya sehingga ketika mereka bekerja di persidangan pikiran mereka selalu mengarah ke gerabah yang berisi makanan.9. Apa keterkaitan tema dengan judul?Cerpen yang berjudul “Aṭ-Ṭājin Waṣala..!” diterjemahkan menjadi “Gerabah Telah Tiba..!”. Judul cerpen ini mengacu pada tema terpenuhinya kebutuhan pokok seseorang berpengaruh terhadap kinerjanya karena berkaitan dengan keadaan para tokoh yang selalu menyibukkan diri dengan urusan makanan sehingga urusan makanan menjadi lebih penting daripada pekerjaannya. 10. Apa perbedaan “Tajin” dan “Siniyyah”? Tajin dan Siniyyah merupakan alat makan yang bisa dipanggang. Tajin merupakan alat makan yang dipakai orang-orang mesir pada zaman dulu dan terbuat dari tanah sehingga jika dipanggang semakin lama akan menghitam dan berjelaga sehingga berpengaruh pada rasa makanan. Sedangkan Siniyah merupakat alat makan yang terbuat dari tembaga, sehingga jika dipanggang tidak akan menghitam dan makanan tetap enak.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..