In contrast, Kim et al. (1976) repo

In contrast, Kim et al. (1976) reported that SCWL hens fed a diet based on corn consumed more feed and produced bigger eggs than hens fed a diet based on wheat from 21 to 43 wk of age. However, all these studies were conducted with soft wheat. We have not found any report
comparing the effects of corn and durum wheat when included in diets for laying hens. Durum wheat is used in the manufacturing of food products that require high gluten content, such as pasta, couscous, and extruded products. Part of the crop of durum wheat does not reach the standard of quality required by the industry and it is used for animal feeding. Hardness depends
on the interaction between the starch and the protein fraction of the grain, and thus, hardness could reduce
nutrient digestibility (Wiseman, 2006; Gutiérrez-Alamo
et al., 2008). In fact, Carré et al. (2002) observed a negative
relationship between wheat hardness and starch
digestibility in broilers.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Sebaliknya, Kim et al. (1976) melaporkan bahwa ayam SCWL yang diberi diet berbasis jagung dikonsumsi lebih feed dan diproduksi lebih besar telur dari ayam diberi diet berdasarkan gandum dari 21 untuk 43 wk usia. Namun, studi ini dilakukan dengan lembut gandum. Kita tidak menemukan laporan apapunmembandingkan efek dari jagung dan durum gandum ketika dimasukkan dalam diet untuk petelur. Durum gandum adalah digunakan dalam pembuatan produk makanan yang membutuhkan konten gluten tinggi, seperti pasta, couscous, dan diekstrusi produk. Bagian dari tanaman gandum durum tidak mencapai standar kualitas yang dibutuhkan oleh industri dan digunakan untuk memberi makan binatang. Kekerasan tergantungpada interaksi antara pati dan protein sebagian kecil dari biji-bijian, dan dengan demikian, kekerasan dapat mengurangigizi kecernaan (Wiseman, 2006; Gutiérrez-Alamoet al., 2008). Pada kenyataannya, Carré et al. (2002) diamati negatifhubungan antara kekerasan gandum dan patikecernaan di ayam pedaging.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Sebaliknya, Kim et al. (1976) melaporkan bahwa ayam SCWL makan diet berdasarkan jagung dikonsumsi lebih banyak pakan dan menghasilkan telur lebih besar dari ayam yang diberi diet berdasarkan gandum 21-43 minggu usia. Namun, semua studi ini dilakukan dengan gandum lunak. Kami tak menemukan laporan
yang membandingkan efek jagung dan gandum durum ketika dimasukkan dalam diet untuk ayam petelur. Gandum durum digunakan dalam pembuatan produk makanan yang membutuhkan konten gluten yang tinggi, seperti pasta, couscous, dan produk ekstrusi. Bagian dari tanaman gandum durum tidak mencapai standar kualitas yang dibutuhkan oleh industri dan digunakan untuk makanan hewan. Kekerasan tergantung
pada interaksi antara pati dan fraksi protein dari gandum, dan dengan demikian, kekerasan bisa mengurangi
kecernaan nutrien (Wiseman, 2006; Gutiérrez-Alamo
et al, 2008.). Bahkan, Carré dkk. (2002) mengamati negatif
hubungan antara kekerasan gandum dan tepung
cerna pada broiler.