INTRODUCTION and OVERVIEWAccording

INTRODUCTION and OVERVIEW
According to Hampson (1995), the human capacity
for self-awareness permits us to try to see ourselves
as others see us. When personality psychologists study
personality via self-reports, such as questionnaires (see
Chapter 42), they’re assessing people’s perceptions of
themselves. Social psychologists also study people’s
self-perceptions through their study of the self-concept.
The self-concept (or simply‘self’) is clearly ahypothetical
construct: it’s a ‘theory’ each one of us develops about
who we are and how we fit into society. It’s repeatedly
revised during childhood in the light of both cognitive
development and social experience. On the one hand,
as children get older they become more competent at
self-awareness and more realistic; on the other hand,
other people’s perceptions and responses will come to
play a more central role in shaping the nature of that
awareness (Schaffer, 2004).

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pendahuluan dan gambaranMenurut Hampson (1995), kemampuan manusiauntuk diri-kesadaran memungkinkan kita untuk mencoba untuk melihat diri kitaseperti orang lain melihat kita. Kapan kepribadian psikolog belajarkepribadian melalui diri laporan, seperti kuesioner (LihatBab 42), mereka sedang menilai orang persepsidiri mereka sendiri. Psikolog sosial juga mempelajari rakyatSelf-Perceptions melalui studi mereka tentang konsep-diri.Konsep-diri (atau simply'self') adalah jelas ahypotheticalmembangun: ini adalah 'teori' masing-masing dari kita mengembangkan tentangsiapa kita dan bagaimana kita masuk ke dalam masyarakat. Hal ini berulang kalidirevisi selama masa kanak-kanak dalam kedua kognitifpengembangan dan pengalaman sosial. Di satu sisi,sebagai anak-anak mendapatkan anak mereka menjadi lebih kompeten dikesadaran diri dan lebih realistis; Dilain pihakpersepsi orang lain dan tanggapan akan datangmemainkan peran yang lebih penting dalam membentuk sifat yangkesadaran (Schaffer, 2004).