The Future Impact of Same-Sex Marri

The Future Impact of Same-Sex Marriage: More Questions Than Answers
By Nan D. Hunter
October 2012

Same-sex relationships have already significantly altered family law, by leading to new formal relationship statuses and incorporation of the principle that both of a child’s legal parents can be of the same sex. This essay explores further changes that may lie ahead as same-sex marriage debates increasingly affect both family law and the social meanings of marriage. Marriage as an institution has changed most dramatically because of the cumulative effects of the last half-century of de-gendering family law. Same-sex marriage–and perhaps even more so, the highly visible cultural debate over it–is contributing to this process.

Hunter argues that the greatest potential for changes in social meaning will arise in three areas for which there is empirical evidence of significant differences between gay and straight couples: division of household labor, sexual exclusivity, and childrearing. In each, although recent data indicate some signs of converging behaviors between the two types of couples, major differences appear likely to continue. While the number of same-sex couples in the population is too small to produce significant change in overall patterns of behavior, the issue of gay marriage has generated so much attention and debate that a mixed process of gay assimilation to and effect on the social meaning of marriage is a reasonable expectation.

As to future legal change, the author identifies three questions likely to arise in the relatively near future that will flow, directly or indirectly, from same-sex marriage:

First, we may see an increasing uptake by different-sex couples of marriage equivalent and marriage alternative statuses (e.g., domestic partnerships) that have grown out of LGBT rights efforts. If present demographic trends continue, the group of different-sex couples most likely to seek access to these new statuses will be persons middle-aged or older.

Second, federal recognition of same-sex marriage, which will occur if the Defense of Marriage Act is invalidated or repealed, could significantly increase the number of same-sex couples who marry. The end of DOMA is also likely to further complicate the law of interstate recognition, as more gay couples have their marriages recognized for federal law purposes, such as tax, but not under state laws that regulate divorce, custody and property division. Since 60 per cent of same-sex marriages are performed for out-of-state residents, the complexity of federal-state conflict regarding recognition of particular marriages is likely to increase dramatically.

Lastly, Hunter questions whether the issue of “accidental procreation” that has become a theme in court decisions related to same-sex marriage may migrate to marriage law more generally. In particular, she suggests that a more stringent set of rules expanding support obligations in marriages (whether of different- or same-sex spouses) in which children are born or adopted would better serve the purposes advanced by social conservatives who purport to argue on behalf of children’s welfare.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Masa depan dampak sama-seks pernikahan: lebih banyak pertanyaan daripada jawabanOleh Hunter Nan D.Oktober 2012Hubungan seks sama sudah secara signifikan mengubah Hukum Keluarga, mengakibatkan status resmi hubungan baru dan penggabungan dari prinsip bahwa kedua orang tua hukum anak dapat kelamin sama. Esai ini mengeksplorasi perubahan lebih lanjut yang mungkin ada depan karena perdebatan sama-seks pernikahan semakin mempengaruhi hukum keluarga dan makna sosial perkawinan. Perkawinan sebagai lembaga telah berubah paling dramatis karena efek kumulatif setengah-abad terakhir dari de gendering hukum keluarga. Sama-seks pernikahan- dan bahkan mungkin lebih dari itu, sangat terlihat budaya perdebatan itu – memberikan kontribusi kepada proses ini.Hunter berpendapat bahwa potensi terbesar perubahan dalam arti sosial akan muncul dalam tiga bidang yang ada bukti empiris dari perbedaan yang signifikan antara pasangan gay dan lurus: Divisi tenaga kerja rumah tangga, eksklusivitas seksual dan pengasuhan anak. Masing-masing, meskipun data terbaru menunjukkan beberapa tanda-tanda perilaku konvergen antara dua jenis pasangan, perbedaan utama muncul kemungkinan akan terus berlanjut. Sementara jumlah pasangan berjenis kelamin sama dalam populasi terlalu kecil untuk menghasilkan perubahan signifikan dalam keseluruhan pola perilaku, masalah pernikahan gay telah menghasilkan begitu banyak perhatian dan perdebatan bahwa campuran proses asimilasi gay dan efek pada makna sosial perkawinan adalah harapan yang masuk akal.Untuk perubahan hukum di masa depan, penulis mengidentifikasi tiga pertanyaan mungkin muncul di masa depan yang relatif dekat yang akan mengalir, langsung atau tidak langsung, dari pernikahan sejenis:Pertama, kita mungkin melihat serapan meningkat dengan berbeda-seks pasangan setara dengan perkawinan dan perkawinan alternatif status (misalnya, kemitraan domestik) yang telah tumbuh dari upaya Hak LGBT. Jika terus hadir demografis, kelompok berbeda-seks pasangan cenderung berusaha akses ke status baru ini akan menjadi orang-orang setengah baya atau lebih tua.Kedua, federal pengakuan perkawinan sejenis, yang akan terjadi jika undang-undang pertahanan pernikahan disegarkan atau dicabut, dapat secara signifikan meningkatkan jumlah pasangan berjenis kelamin sama yang menikah. Akhir DOMA ini juga cenderung lebih menyulitkan hukum interstate pengakuan, sebagai pasangan gay yang lain memiliki pernikahan mereka diakui untuk tujuan hukum federal, seperti pajak, tetapi tidak di bawah undang-undang negara yang mengatur Divisi perceraian, perwalian dan properti. Sejak 60 persen dari perkawinan sejenis yang dilakukan untuk out-of-state penduduk, kompleksitas dari negara federal konflik mengenai pengakuan perkawinan tertentu cenderung meningkat secara dramatis.Akhirnya, Hunter pertanyaan apakah masalah "prokreasi disengaja" yang telah menjadi tema dalam keputusan-keputusan pengadilan yang berkaitan dengan perkawinan sejenis dapat bermigrasi ke undang-undang perkawinan lebih umum. Secara khusus, ia menyarankan bahwa seperangkat aturan yang memperluas dukungan kewajiban dalam pernikahan (apakah dari berbeda - atau sama-seks pasangan) di anak-anak yang lahir atau mengadopsi lebih ketat lebih baik akan melayani tujuan yang dikemukakan oleh konservatif sosial yang mengaku berpendapat atas kesejahteraan anak-anak.