“To love at all is to be vulnerable

“To love at all is to be vulnerable. Love anything and your heart will be wrung and possibly broken. If you want to make sure of keeping it intact you must give it to no one, not even an animal. Wrap it carefully round with hobbies and little luxuries; avoid all entanglements. Lock it up safe in the casket or coffin of your selfishness. But in that casket, safe, dark, motionless, airless, it will change. It will not be broken; it will become unbreakable, impenetrable, irredeemable. To love is to be vulnerable.”

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

"Cinta sama sekali adalah rentan. Mencintai sesuatu dan hati Anda akan wrung dan mungkin rusak. Jika Anda ingin memastikan menjaganya agar tetap utuh Anda harus memberikannya kepada tidak ada satu, tidak bahkan binatang. Bungkus dengan hati-hati bulat dengan hobi dan sedikit kemewahan; Hindari semua keterbelitan. Mengunci itu aman di peti mati atau peti keegoisan Anda. Tapi di peti mati itu, aman, gelap, bergerak, pengap, hal itu akan berubah. Itu tidak akan rusak; ini akan menjadi terpecahkan, tak bisa ditembus, irredeemable. Cinta adalah rentan."

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

"Untuk mencintai sama sekali adalah menjadi rentan. Mencintai sesuatu dan hati Anda akan diperas dan mungkin rusak. Jika Anda ingin memastikan menjaga utuh Anda harus memberikannya kepada seorang pun, bahkan bukan binatang. Bungkus dengan hati-hati bulat dengan hobi dan kemewahan kecil; menghindari semua ikatan. Mengunci itu aman di peti mati atau peti mati dari keegoisan Anda. Tapi di dalam peti mati itu, aman, gelap, tak bergerak, pengap, itu akan berubah. Ini tidak akan rusak; itu akan menjadi bisa dipecahkan, tak tertembus, bisa diperbaiki. Untuk mencintai adalah untuk menjadi rentan. "