3. Processing of language input. Th

3. Processing of language input. The critical need for L2 input in SLA is agreed on, although its roles in acquisition receive differential definition and weight in accounts from alternative perspectives and orientations. The processing of input in itself is a necessary factor in acquisition
4. Interaction. Processing of L2 input in interactional situations is facilitative, and some think also causative, of SLA. Benefits come from collaborative expression, modified input, feedback (including correction), and negotiation of meaning. SLA is likely to be greatly inhibited if learners are isolated from opportunities for use.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

3. pengolahan masukan bahasa. Kebutuhan kritis untuk L2 masukan dalam SLA disetujui, meskipun perannya dalam akuisisi menerima definisi diferensial dan berat di akun dari perspektif alternatif dan orientasi. Pengolahan masukan dalam dirinya sendiri adalah satu faktor yang diperlukan dalam akuisisi 4. interaksi. Pengolahan L2 masukan dalam situasi interaksi fasilitatif, dan beberapa pikir juga penyebab, dari SLA. Manfaat datang dari ekspresi kolaboratif, dimodifikasi masukan, umpan balik (termasuk koreksi), dan negosiasi makna. SLA ini cenderung sangat terhambat jika peserta didik terisolasi dari peluang untuk digunakan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

3. Pengolahan input bahasa. Kebutuhan penting untuk masukan L2 di SLA disepakati, meskipun peran dalam akuisisi menerima definisi diferensial dan berat dalam rekening dari perspektif dan orientasi alternatif. Pengolahan masukan sendiri merupakan faktor penting dalam akuisisi
4. Interaksi. Pengolahan masukan L2 dalam situasi interaksional adalah fasilitatif, dan beberapa berpikir juga penyebab, dari SLA. Manfaat berasal dari ekspresi kolaboratif, masukan diubah, umpan balik (termasuk koreksi), dan negosiasi makna. SLA mungkin akan sangat menghambat jika peserta didik terisolasi dari kesempatan untuk digunakan.