Hasil (
Bahasa Indonesia) 1:
[Salinan]Disalin!
Selama berabad-abad filsuf telah bergumul dengan gagasan tentang seni di setiap tingkat mungkin. Dari Plato Marx, Aristotle Hume, Kant untuk Danto, pikiran besar sejarah telah berteori mengenai sifat seni, pengujian kedalaman pemahaman manusia. Dengan seni satu dapat dengan mudah menemukan diskusi menggali ontologi, Epistemologi, metafisika, etika, Sosiologi, psikologi, dan bahkan politik tanpa bahkan menggaruk puncak gunung es. Namun bahkan dengan luasnya besar konsepsi seni untuk bermeditasi filsuf dan teoretisi telah meramu berbagai sudut pandang yang berlawanan yang telah membantu untuk membentuk dan fokus satu sama lain selama berabad-abad. Makalah ini akan fokus pada teori-teori tertentu dari salah satu pemikir besar pertama untuk menangani sifat misterius seni; Aristoteles. Sementara Aristotle tidak memiliki kekayaan besar seni teori untuk menanggapi bahwa filsuf kemudian akan memiliki, ia segera mengikuti pertama dan salah satu filsuf paling tegas untuk mengomentari sifat seni; Plato. Seperti sering terjadi dengan filsuf kuno, Plato dan Aristoteles dipaksa untuk membangun sebuah teori seni yang berdasarkan berat pada pandangan-pandangan mereka tentang sifat dunia metafisik. Itu akan ditampilkan kemudian, berbeda dengan Aristoteles, bahwa banyak pemikir, seperti Kant, Hume dan Freud mengembangkan teori seni yang didasarkan pada estetika mereka, sosial-politik, dan teori-teori psikologis. Akhirnya, untuk menunjukkan proses penciptaan seni dikaji dalam bagian pertama dari kertas, dua potong seni dari genre yang Aristoteles paling bersemangat akan diteliti kritis untuk melihat bagaimana karya seni tertentu bisa masuk ke dalam kerangka kerja kompleks teori filosofis. Sesuai dengan tradisi Yunani kuno seni Sophocles' tragedi, Oedipus raja dan Antigone, akan diselidiki.In order to understand Aristotle’s perspective on art it is important to first have a moderate understanding of Aristotle’s metaphysics. However, since Aristotle’s metaphysics can best be understood as a response to the theories of his teacher we must first take a look at Plato’s theories of the nature of the universe. Plato believed that all things that exist in reality are mere representations of perfect metaphysical constructs which he called the Forms. This doctrine which permeates through all of Plato’s philosophy reveals several important problems with the nature of art which shall be examined in response to Aristotle’s theories. Aristotle, in opposition to Plato developed a metaphysics which was grounded much more in the real world. For Aristotle the notion of form was really a part of all matter and the distinction between the form and the actual substance that made up an object was merely an intellectual one. This bears a relation to art because for both Plato and Aristotle art is an imitation of the actual world (Palmer, pp 447-452). The two thinkers however, interpret the nature of this imitation in opposing manners. While Plato condemns art because it is in effect a copy of a copy - since reality is imitation of the Forms and art is then imitation of reality - Aristotle defends art by saying that in the appreciation of art the viewer receives a certain “cognitive value” from the experience (Stumpf, p 99). This is to say that through the perception of art one gains a certain understanding about the nature of reality. This brings us to the question of the epistemological concerns relating to art.
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..