Government should not raise fuel pr

Government should not raise fuel price to solve the problem of economic issues. People were affected severely with the high fuel price hike last year. Obviously they cut their spending. As an example, they had to buy lower quality of rice or palm oil. There were also fewer buyers of secondary commodities like flour, or canned meat or fish.
Furthermore, the condition of low income family will become even worse because their expenses will increase while their salaries will not. Many companies will have to trim the number of employees because they are incapable of managing buying or selling price, standard wages and personal affairs.
Finally, government should not raise fuel price to overcome economic problem but the solution should be sought by tapping into the nation’s own potential and utilizing it to enhance productivity to its maximum.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pemerintah tidak harus menaikkan harga BBM untuk memecahkan masalah ekonomi. Orang yang terpengaruh parah dengan kenaikan harga bahan bakar tinggi tahun lalu. Jelas mereka memotong pengeluaran mereka. Sebagai contoh, mereka harus membeli lebih rendah kualitas beras atau minyak sawit. Ada juga kurang pembeli sekunder komoditas seperti tepung, atau kaleng daging atau ikan. Selain itu, kondisi keluarga berpenghasilan rendah akan menjadi lebih buruk karena pengeluaran mereka akan meningkatkan sementara gaji mereka tidak akan. Banyak perusahaan akan harus memangkas jumlah karyawan karena mereka tidak mampu mengelola membeli atau menjual harga, upah standar dan urusan pribadi.Akhirnya, pemerintah tidak harus menaikkan harga bahan bakar untuk mengatasi masalah ekonomi tetapi solusi harus dicari dengan memanfaatkan potensi bangsa sendiri dan memanfaatkan itu untuk meningkatkan produktivitas untuk maksimum yang.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pemerintah seharusnya tidak menaikkan harga BBM untuk memecahkan masalah masalah ekonomi. Orang terkena dampak parah dengan kenaikan harga bahan bakar yang tinggi tahun lalu. Jelas mereka memotong pengeluaran mereka. Sebagai contoh, mereka harus membeli kualitas yang lebih rendah dari beras atau minyak sawit. Ada juga pembeli yang lebih sedikit dari komoditas sekunder seperti tepung, atau daging kalengan atau ikan.
Selain itu, kondisi keluarga berpenghasilan rendah akan menjadi lebih buruk karena biaya mereka akan meningkat sementara gaji mereka tidak akan. Banyak perusahaan harus memangkas jumlah karyawan karena mereka tidak mampu mengelola membeli atau harga, upah standar dan urusan pribadi menjual.
Akhirnya, pemerintah tidak harus menaikkan harga BBM untuk mengatasi masalah ekonomi tetapi solusi harus dicari dengan memasuki negara ini potensi sendiri dan menggunakannya untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal.