TASK FOR SYLLABUS RATIONALES The ra

TASK FOR SYLLABUS RATIONALES
The rationales for task usually begin with a rejection of synthetic syllabuses (see Klapper, 2003) because they are 'unnatural', since learners do not acquire items (1) cumulatively one-by-one, (2) completely, (3) in a sequenced predictable order, (4) to the level of productive mastery, (5) immediately (Long & Crookes, 1992, 1993). There is also pedagogic logic according to Johnson (1996), since "linguistic syllabus specifications and free interaction naturally pull in different directions" (p. 133).

The positive justifications for task, apart from collaboration (Bruton, 2002a; Wesche & Skehan, 2002), are at least threefold. First, target tasks reflect
typical communication more realistically than other linguistic descriptors (Long & Crookes, 1992. 1993). Second, it is assumed that the resulting pedagogical tasks can justifiably be used as models of target behaviour. Tasks offer input (Mackey, 1999),

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

TUGAS UNTUK ALASAN-ALASAN SILABUS Alasan-alasan untuk tugas biasanya mulai dengan penolakan terhadap syllabuses sintetis (Lihat Klapper, 2003) karena mereka 'tidak wajar', karena peserta didik tidak memperoleh barang-barang (1) secara kumulatif satu-per-satu, (2) sepenuhnya, (3) dalam rangka diprediksi sequencing, (4) untuk tingkat penguasaan produktif, (5) segera (panjang & Crookes, 1992, 1993). Ada juga dikukuhkan logika menurut Johnson (1996), karena "linguistik silabus spesifikasi dan interaksi gratis tentu saja menarik dalam arah yang berbeda" (p. 133). Pembenaran positif untuk tugas, selain kolaborasi (Bruton, 2002a; Wesche & Skehan, 2002), yang setidaknya tiga kali lipat. Pertama, mencerminkan target tugas khas komunikasi lebih realistis daripada deskriptor linguistik lain (panjang & Crookes, 1992. 1993). Kedua, hal ini diasumsikan bahwa tugas pedagogis yang dihasilkan dapat dibenarkan digunakan sebagai model perilaku target. Tugas menawarkan masukan (Mackey, 1999),

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

TUGAS UNTUK Silabus alasan-alasan
tersebut alasan-alasan untuk tugas biasanya dimulai dengan penolakan silabus sintetik (lihat Klapper, 2003) karena mereka adalah 'tidak wajar', karena peserta didik tidak mendapatkan item (1) secara kumulatif satu-per-satu, (2) benar-benar, (3) dalam rangka diprediksi sequencing, (4) dengan tingkat penguasaan produktif, (5) segera (Long & Crookes, 1992, 1993). Ada juga logika pedagogik menurut Johnson (1996), karena "spesifikasi silabus bahasa dan interaksi bebas secara alami menarik dalam arah yang berbeda" (p 133.). Justifikasi positif untuk tugas, selain kolaborasi (Bruton, 2002a; Wesche & Skehan, 2002), setidaknya tiga kali lipat. Pertama, tugas sasaran mencerminkan komunikasi yang khas lebih realistis daripada deskripsi linguistik lainnya (Long & Crookes, 1992. 1993). Kedua, diasumsikan bahwa tugas pedagogis yang dihasilkan dibenarkan dapat digunakan sebagai model perilaku sasaran. Tugas menawarkan input (Mackey, 1999),