Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki dua aspek informasi akuntansi yang mungkin inheren terkait: praktik perataan laba dan
konservatisme bersyarat. Secara teoritis, semakin sebuah perusahaan mempekerjakan perataan laba, yaitu, menggunakan akrual untuk mengurangi variabilitas laba, kurang
kemungkinan ada untuk pengakuan tepat waktu kerugian ekonomi masa depan (yaitu, berita ekonomi buruk) keuntungan. Model Eckel (1981) digunakan
dalam penelitian ini untuk mengklasifikasikan perusahaan yang terdaftar sebagai smoothing atau non-smoothing, dan model Basu (1997) digunakan untuk mengukur tingkat bersyarat
konservatisme hadir dalam setiap perusahaan. Untuk membuat hasil lebih kuat, sampel diciptakan dengan data return saham tahunan dari kedua Maret dan
Desember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan non-smoothing memiliki tingkat yang lebih tinggi dari konservatisme bersyarat, yaitu, lebih banyak kesempatan untuk mengenali
kerugian ekonomi masa depan karena pasar bisa menggunakan data return saham untuk mengantisipasi kerugian di masa depan terkandung dalam informasi mengenai keuntungan.
Penelitian ini memungkinkan mengamati hubungan teoritis antara sifat informasi akuntansi: i) ada hubungan antara
perataan laba dan konservatisme bersyarat (yaitu, pilihan akuntansi); ii) lingkungan informasi dari pasar modal Brasil
berkontribusi terhadap perbedaan pasar antara smoothing dan perusahaan non-smoothing; dan iii) peningkatan pasar modal menyediakan
operator ekonomi dengan wawasan yang lebih besar kerugian ekonomi yang terkandung dalam hasil akuntansi
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
