SME's are one of the most effective

SME's are one of the most effective and flexible strategies in the fight against global
poverty because of their sustainability and capacity of implementation on massive scales to respond to the urgent needs of the world’s poorest, with a positive impact far beyond the individual client. Their growth and development, and performance in general, is therefore significant not only to the individual beneficiaries, but to the country as a whole. However, the performance of SMEs in Kisumu Municipality has been poor, and SMEs in Kisumu Municipality have witnessed relatively low performance in contrast to SMEs in neighboring municipalities, and even with itself. Some newly registered 45 collapsed between 2009 and 2012, reflecting a collapse rate of 26.78% in three years, or 8.92% per year; and indication that most newly started SMEs in Kisumu Municipality do not develop to full maturity. Further, their profit margins also decreased by 12% and sales turnover by 9% within the same period. With the resultant increase in the levels of poverty and dwindling chances of formal employment, the contributions of the informal sector cannot be taken for granted, and one way to turn this around is to ensure that SMEs adopt and practice prudent recruitment and training practices. There was therefore need to determine the effect of recruitment and training practices on the performance of SMEs in order to determine the suitable recruitment and training practices that could increase their performance, and identify the recruitment and training practices that make negative contributions to the performance of SMEs in Kisumu Municipality.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

UKM adalah salah satu strategi yang paling efektif dan fleksibel dalam perang melawan globaltermiskin, dengan dampak positif jauh melampaui klien individu di kemiskinan karena keberlanjutan dan kapasitas implementasi pada skala besar untuk menanggapi kebutuhan mendesak di dunia. Pertumbuhan dan perkembangan, dan kinerja secara umum, ini penting bukan hanya kepada para penerima manfaat individu, tetapi juga negara secara keseluruhan. Namun, kinerja UKM di kotamadya Kisumu telah miskin, dan UKM di kotamadya Kisumu telah menyaksikan relatif rendah kinerja berbeda dengan UKM di kota tetangga, dan bahkan dengan dirinya sendiri. Beberapa 45 baru terdaftar yang runtuh antara 2009 dan 2012, mencerminkan tingkat runtuhnya 26.78% dalam tiga tahun, atau 8,92% per tahun; dan indikasi bahwa sebagian baru mulai UKM di kotamadya Kisumu tidak mengembangkan kedewasaan penuh. Lebih lanjut, margin keuntungan mereka juga menurun sebesar 12% dan penjualan omset sebesar 9% dalam periode yang sama. Dengan peningkatan resultan tingkat kemiskinan dan berkurangnya kesempatan kerja formal, kontribusi dari sektor informal tidak bisa diambil untuk diberikan, dan salah satu cara untuk membalikkan ini adalah untuk memastikan bahwa UKM mengadopsi dan bijaksana praktek rekrutmen dan pelatihan praktik. Ada karena itu perlu untuk menentukan efek perekrutan dan pelatihan praktik pada kinerja UKM untuk menentukan cocok perekrutan dan pelatihan praktik yang bisa meningkatkan kinerja mereka, dan mengidentifikasi perekrutan dan pelatihan praktik yang membuat kontribusi yang negatif dengan kinerja UKM di kotamadya Kisumu.