hutan tanaman industri yang kontroversial di banyak bagian dunia, termasuk di Indonesia. Pengetahuan tentang dampak yang dirasakan mereka di antara populasi lokal penting untuk manajemen yang lebih baik dan integrasi perkebunan di lanskap pedesaan. Untuk memajukan pengetahuan tentang topik ini, kami menggunakan Q-metode dalam studi kasus di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia, di mana perkebunan akasia skala besar didirikan. Tiga kelompok muncul dari analisis, dengan kontras sudut pandang: kelompok pertama menunjukkan antusiasme atas pengembangan perkebunan, termasuk pengakuan dari jasa lingkungan yang disediakan; dua kelompok lainnya mengungkapkan ketidakpuasan, baik secara umum pada semua aspek atau dengan fokus pada perkebunan sebagai hambatan bagi pembangunan daerah. Penelitian telah menunjukkan bahwa Q-metode perlu dilengkapi dengan alat-alat lain seperti survei rumah tangga untuk mengimbangi keterbatasan (misalnya kurangnya keterwakilan di semua kelompok dan kurangnya informasi tentang faktor-faktor penentu dimasukkan dalam kelompok tertentu).
Sedang diterjemahkan, harap tunggu..
